METROPOLITAN – Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor menggandeng pelaku bisnis Start Up dan UMKM untuk berkolaborasi dengan Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfostandi) serta Bank Kota Bogor. Langkah tersebut dilakukan sebagai strategi untuk menjangkau pelaku usaha.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, pemerintah harus merespons cepat keinginan warga agar tak kalah bersaing. Termasuk jika pemkot tidak berkolaborasi dengan pelaku bisnis Start Up dan UMKM, maka akan tertinggal jauh.
“April nanti saya empat tahun menjadi wali kota, saya merasa di ruang ini masih lambat. Sebab, pemerintah tidak memerintah dan pelayanan publik tidak melayani. Dunia berkembang cepat. Warga ingin dilayani lebih cepat, tetapi masih banyak yang disulitkan. Kalau kita ke hotel dan mal itu cepat, tapi kalau ke birokrasi prosesnya sulit dan lambat,” beber Bima saat acara dialog interaktif dengan Komunitas Start Up dan UMKM di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor.
Bima lantas bercerita ada pengalaman yang membuatnya ingin berlari dan melakukan sesuatu. Pertama ketika datang ke Silicon Valley Santa Clara, California. Ia mengaku kaget melihat berbagai Start Up dan terobosan dari zero menjadi hero. “Di situ ada e-Bay yang awalnya biasa menjadi luar biasa berkembang,” tuturnya.
Kedua, sambung Bima, saat menghadiri acara Badan Ekonomi Kreatif di Botani Square yang pesertanya ramai dan mayoritas warga Bogor. Ketiga, ketika datang ke Tech In Asia di JCC, Jakarta. Banyak sekali yang dipamerkan mulai dari handphone dan berbagai Start Up.
“Saya melihat perkembangan ini luar biasa. Di situ saya merasa saya harus melakukan sesuatu. Kalau tidak pemerintah akan ditinggalkan. Apalagi, Bogor dideklarasikan menjadi Kota Cerdas (Smart City) tapi memang perjalanannya akan sulit. Tapi jangan sampai pemkot tertinggal dengan generasi milenial,” jelasnya.
Dia mengaku tengah berusaha mendekatkan dua dunia ini untuk memastikan pemkot dapat melayani secara maksimal dengan teknologi yang berkembang. Jangan sampai APBD dikelola secara cuma-cuma dan tidak efektif, pemberdayaan Start Up dan UMKM harus benar-benar tepat sasaran.
“Jadi, ini yang ingin kita evaluasi karena setiap rupiah harus kembali ke masyarakat. Start UP dan UMKM menjadi peluang bisnis dan tenaga kerja di zaman ini. Kita ingin betul-betul bersinegi dengan UMKM dan Start Up, sehingga hasilnya nyata. Saya undang Bank Kota Bogor untuk fokus supaya jelas dan pertumbuhannya terlihat,” terangnya.
Kepala Diskominfostandi Kota Bogor Firdaus menerangkan, pihaknya mengundang 200 pelaku bisnis Start Up dan UMKM di Kota Bogor untuk berdialog aktif dan ke depan bisa menjadi bagian penting dalam membangun kota, khususnya Kota Bogor, melalui inovasi dan kemampuan yang dimiliki untuk memberikan kontribusinya.
“Ada dari anggota komunitas Start UP dan UMKM di Kota Bogor yang bergerak di beberapa bidang, diskusi ini menjadi wadah memberikan masukan agar semuanya dapat berkolaborasi dengan baik,” pungkasnya. (*/feb/py)