Berawal dari keikutsertaannya menjadi bagian dari tim sukses, Muhammad Haekal terjun ke dunia politik. Keputusan ini diperkuat dengan pesan yang diberikan mendiang sang kakek, Ali Audah. Kini, putra asli Kota Hujan ini memutuskan ikut maju di Pileg 2019 Kota Bogor melalui Dapil 2 Bogor Utara. Targetnya, ia ingin berkontribusi lebih untuk memudahkan segala urusan masyarakat. Seperti apa gagasan yang dimaksud anggota PAN Kota Bogor ini? Berikut wawancara Harian Metropolitan bersama lelaki kelahiran 26 September 1992:
Sejak kapan Anda aktif di dunia politik?
Ketertarikan di dunia politik muncul saat saya turut bergabung menjadi bagian dari timses pencalonan Bima Arya dan Dedie Rachim di Pilwalkot Bogor 2018. Disitu, saya menyadari bahwa dengan bergabung di dunia politik, banyak hal yang bisa dilakukan yang tentunya bermanfaat bagi masyarakat. Sehingga, saya memutuskan untuk bergabung dengan partai politik, yakni bersama PAN Kota Bogor.
Lalu, apa yang mendorong Anda maju di Pileg 2019?
Pertama karena ada dorongan dari tokoh agama, masyarakat sekitar tempat tinggal saya dan pastinya keluarga. Maka saya meyakinkan diri dan membulatkan tekad untuk mengikuti pencalonan sebagai wakil rakyat.
Sebetulnya saat ini saya sedang menjalani studi Magister Kenotariatan juga di Universitas Jayabaya Jakarta. Namun setelah saya memutuskan untuk maju dalam Pileg 2019 ini, nampaknya proses penyelesaian S2 saya akan sedikit terlambat dari rencana awal karena fokus yang perlu dibagi, terlebih proses pencalegan ini bukan hanya memakan waktu yang ekstra, namun juga energi dan pikiran yang tersita luar biasa. Namun bagaimanapun saya sangat menikmati proses ini.
Saya memutuskan untuk lebih fokus saat ini pada proses pencalegan, karena menurut saya proses pemilihan legislatif ini merupakan momentum yang penting bagi masyarakat dalam menentukan figur yang mewakilinya di parlemen. Dengan majunya saya sebagai caleg dalam pemilihan legislatif tahun depan, saya meyakinkan dapat berbuat lebih banyak dan bisa menjadi manusia yang lebih bermanfaat bagi sesama, sebagaimana pesan yang disampaikan almarhum kakek saya.
Pesan seperti apa yang Anda maksud?
Kakek saya pernah berpesan kepada saya, agar jadi manusia yang bermanfaat bagi sesama umat manusia. Menurut almarhum juga, hidup itu bukan soal panjang atau pendeknya usia, tetapi seberapa manfaat kita bagi sesama. Maka, inilah salah satu hal yang memotivasi saya maju di Pileg 2019 Kota Bogor. Yakni, bisa bermanfaat dan memudahkan segala urusan masyarakat.
Siapa Kakek Anda?
Kakek saya ini merupakan seorang sastawaran, selain penulis buku beliau juga banyak menerjemahkan buku-buku sastra, filsafat dan agama dari bahasa asing ke bahasa Indonesia. Salah satu karya almarhum yang best seller yaitu buku-buku tentang Sejarah Hidup Muhammaddan Khulafaur Rasyidin seperti sejarah buku Abu Bakr As-Siddiq, Umar bin Khattab dan Usman bin Affan yang dibuat dalam bahasa arab oleh Muhammad Husain Haekal yang diterjemahkan ke bahasa indonesia oleh kakek saya. Serta, buku Ali bin Abi Thalib sampai Hasan dan Husein yang dibuat oleh beliau sendiri, yang sampai saat ini sering saya baca-baca.
Lalu ada lagi?
Saya ingat beliau pernah bercerita alasan ketertarikannya menjadi seorang sastrawan karena ingin berbicara, banyak pikiran dan perasaan yang berkecamuk dalam dirinya. Namun ia tak tahu bagaimana harus menyatakannya, sedangkan ia tak pandai bicara. Dengan menulis almarhum merasa mendapatkan medium tuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya.
Selama masa hidupnya sebagai sastrawan ada nilai-nilai yang saya petik, misalnya bagaimana ia menekankan kepada penerbit dan percetakan untuk tidak hanya berorientasi pada materi dan keuntungan, namun juga kebermanfaatan buku yang dicetak dan diterbitkannya. Singkatnya, beliau di mata saya merupakan sosok yang sangat peduli pada sesama.