Senin, 22 Desember 2025

Saatnya Pemuda Mandiri

- Senin, 8 Juli 2019 | 12:55 WIB

Kurnia, seorang aktivis dari Kabupaten Bogor. Keaktifannya sudah terbentuk sejak duduk di bangku SMP. Kini, pria yang akrab dipanggil Askur tersebut memiliki target membuat kaum muda yang ada di wilayahnya menjadi jiwa yang mandiri. Lantas seperti apa gagasan yang dimilikinya? Berikut wawancara Harian Metropolitan bersama pria kelahiran 1988:

Sejak kapan Anda aktif di dunia aktivis?

Aktif menjadi aktivis itu sejak ku­liah pada tahun 2009. Saya masuk ke Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Himpu­nan Mahasiswa Islam (HMI). Tapi menghabiskan banyak waktu aktif berorganisasi di HMI sampai masuk di ke­pengurusan Pusat sebagai Wasekjen PB HMI.

Apa yang melatarbelakangi Anda mau terjun di dunia aktivis?

Sejak SMP saya sudah aktif di OSIS dan eskul. Kemudian, saat masuk kuliah saya jadi lebih sadar akan pentingnya organisasi. Selain untuk menambah aktivitas kuliah yang cuma masuk kelas saja dan juga termotivasi dengan senior kampus yang mapan intelektual dan kelelu­asaan jaringan. Dan yang terpenting ikut organisasi itu pengen ikut demo dan belajar organi­sasi.

Lalu, saat ini Anda sibuk di bidang apa?

Saat ini saya lebih banyak urus kelu­arga dan fokus mengembangkan ku­liner bersama para pemuda yang mengganggur paska penutupan An­tam. Kita lakukan dengan membuat lapak-lapal Martabak. Kemudian, advokasi juga masih jalan bareng teman-teman KB mahasiswa Sukajaya dan sesekali kritisi kebijakan Pemerin­tah Kabupaten (Pemkab) Bogor.

Termotivasi dari mana Anda terjun ke wirausahan?

Kalau motivasi tentu yang pertama datang dari keluarga, karena keluarga banyak yang nganggur setelah penutu­pan tambang ilegal, sehingga muncul pikiran saya jadi aktivis tukang demo. Tapi apa solusi buat keluarga saat drop ekonomi dan muncul saat itu untuk merintis dan melanjutkan kebiasaan dagang martabak dari saudara karena sebagian besar warga di Kampung Pa­sirbendera biasa jualan martabak.

Kemudian, mencoba bagaimana aktivis juga harus punya sumber pendapatan yang jelas sehingga saat kritisi kebijakan isi dompetnya masih ada buat biaya hidup, terlebih aktivis tidak dikenali hal-hal negatif dari pe­merintah dan akhirnya pemuda bisa berdirikari sendiri.

Apa harapan Anda saat ini dan nanti?

Tentu secara pribadi hari ini saya punya harapan besar bisa bermanfaat buat keluarga dan masyarakat, bisa membuktikan bahwa aktivis muda juga bisa mandiri secara ekonomi serta kedepannya bisa lebih banyak membuka peluang usaha buat pe­muda yang nganggur. Saya juga ber­harap bisa menularkan ke kawan aktivis lain, karena Bogor sedikit te­ladan buat itu. (mul/c/rez)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Kunker ke Kota Kisarazu, Bima Arya Perkuat Kerja Sama

Senin, 28 November 2022 | 16:01 WIB

Bantu Korban Gempa Cianjur, Antam Turunkan ERG

Kamis, 24 November 2022 | 11:08 WIB
X