Kurnia, seorang aktivis dari Kabupaten Bogor. Keaktifannya sudah terbentuk sejak duduk di bangku SMP. Kini, pria yang akrab dipanggil Askur tersebut memiliki target membuat kaum muda yang ada di wilayahnya menjadi jiwa yang mandiri. Lantas seperti apa gagasan yang dimilikinya? Berikut wawancara Harian Metropolitan bersama pria kelahiran 1988:
Sejak kapan Anda aktif di dunia aktivis?
Aktif menjadi aktivis itu sejak kuliah pada tahun 2009. Saya masuk ke Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Tapi menghabiskan banyak waktu aktif berorganisasi di HMI sampai masuk di kepengurusan Pusat sebagai Wasekjen PB HMI.
Apa yang melatarbelakangi Anda mau terjun di dunia aktivis?
Sejak SMP saya sudah aktif di OSIS dan eskul. Kemudian, saat masuk kuliah saya jadi lebih sadar akan pentingnya organisasi. Selain untuk menambah aktivitas kuliah yang cuma masuk kelas saja dan juga termotivasi dengan senior kampus yang mapan intelektual dan keleluasaan jaringan. Dan yang terpenting ikut organisasi itu pengen ikut demo dan belajar organisasi.
Lalu, saat ini Anda sibuk di bidang apa?
Saat ini saya lebih banyak urus keluarga dan fokus mengembangkan kuliner bersama para pemuda yang mengganggur paska penutupan Antam. Kita lakukan dengan membuat lapak-lapal Martabak. Kemudian, advokasi juga masih jalan bareng teman-teman KB mahasiswa Sukajaya dan sesekali kritisi kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
Termotivasi dari mana Anda terjun ke wirausahan?
Kalau motivasi tentu yang pertama datang dari keluarga, karena keluarga banyak yang nganggur setelah penutupan tambang ilegal, sehingga muncul pikiran saya jadi aktivis tukang demo. Tapi apa solusi buat keluarga saat drop ekonomi dan muncul saat itu untuk merintis dan melanjutkan kebiasaan dagang martabak dari saudara karena sebagian besar warga di Kampung Pasirbendera biasa jualan martabak.
Kemudian, mencoba bagaimana aktivis juga harus punya sumber pendapatan yang jelas sehingga saat kritisi kebijakan isi dompetnya masih ada buat biaya hidup, terlebih aktivis tidak dikenali hal-hal negatif dari pemerintah dan akhirnya pemuda bisa berdirikari sendiri.
Apa harapan Anda saat ini dan nanti?
Tentu secara pribadi hari ini saya punya harapan besar bisa bermanfaat buat keluarga dan masyarakat, bisa membuktikan bahwa aktivis muda juga bisa mandiri secara ekonomi serta kedepannya bisa lebih banyak membuka peluang usaha buat pemuda yang nganggur. Saya juga berharap bisa menularkan ke kawan aktivis lain, karena Bogor sedikit teladan buat itu. (mul/c/rez)