METROPOLITAN - Program Sekolah Ibu yang digagas TP PKK Kota Bogor berhasil masuk jajaran Top 99 Inovasi Pelayanan Publik dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB). Dengan judul ‘Sekolah Ibu: Percepatan Peningkatan Ketahanan Keluarga melalui Pendidikan Non Formal Berjenjang bagi Kaum Ibu’, program tersebut dipaparkan Ketua TP PKK Kota Bogor, Yane Ardian, di hadapan juri independen di gedung KemenPAN-RB, Jakarta, Selasa (16/7). Sekolah Ibu yang masuk kategori Pemberdayaan Masyarakat itu cukup memikat juri independen yang melakukan penilaian terhadap Top 99 Inovasi Pelayanan Publik dari 3.156 inovasi se-Indonesia yang dikumpulkan. “Jadi, hasil presentasi dan wawancara dari juri untuk mengerucutkan kembali dari Top 99 menjadi Top 45 Inovasi,” ungkap Ketua Dewan Juri Independen, JB Kristiadi. Sementara itu, menurut Yane, gagasan Sekolah Ibu berangkat dari fenomena sosial tak hanya terjadi di Kota Bogor, tapi juga di Indonesia, yakni tingginya angka perceraian, kenakalan remaja hingga Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). “Itu adalah isu yang memprihatinkan. Berangkat dari isu itu, kami memutuskan menggagas Sekolah Ibu. Sebab, keluarga yang tidak berkualitas akan menghasilkan generasi yang tidak berkualitas juga,” ungkapnya. “Sekolah Ibu merupakan kegiatan pembelajaran bagi kaum perempuan yang sudah menikah. Tujuannya, mengubah perilaku dan menambah wawasan tentang ilmu keluarga untuk memahami berbagai isu yang berkaitan dengan peran dan fungsi dalam keluarga,” ucapnya. Yane menambahkan, program Sekolah Ibu diawali dengan uji coba pada 2017 dan meluluskan 30 peserta di lokasi percontohan Kelurahan Katulampa, Kota Bogor. Lalu, program tersebut dilanjutkan pada 2018 dengan meluluskan 4.080 peserta dari 68 kelurahan se-Kota Bogor. Sementara untuk 2019 sedang berjalan. (*/rez/py)