METROPOLITAN - Menjadi Koordinator Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) bukanlah mimpi awal bagi Daud Muslim. Namun siapa sangka ketergabungannya di lembaga ini membuat Daud jadi banyak ilmu. Lantas seperti apa perjalanan kariernya? Berikut wawancara Harian Metropolitan bersama pria kelahiran 1983 itu:
Apa itu TAPM?
TAPM adalah lembaga yang membawahi Pendamping Lokal Desa (PLD). Level berikutnya ada Pendamping Desa (PD) yang membawahi satu kecamatan. PD ini ada dua. Yakni, PD Pemberdayaan dan PD Teknik Infrastruktur. Selanjutnya ke tingkat TAPM Partisipatif. Nah, saya di Koordinator TAPM Kabupaten Bogor yang membawahi 416 desa.
Seperti apa peran dan fungsi TAPM?
Tupoksinya lebih membidik pada partisipatif terkait pembangunan desa. Kemudian memberikan pendampingan jika ada pembangunan di desa tersebut sesuai kebutuhan masyarakat desa. Termasuk meyakinkan kepada pemdes bahwa ini bukan keinginan dan ini merupakan kebutuhan.
Alurnya itu dengan musyawarah yang partisipatif, harus mewakili semua unsur masyarakat, baik tokoh, pemuda hingga organisasi kepemudaan. Dirangkul dan terakomodasi dalam satu desa itu. Kalaupun ada disabilitas ya harus tetap terwakili.
Inovasi seperti apa yang dimiliki TAPM?
Kita sudah koordinasi dengan rekan TAPM tingkat Kabupaten Bogor, seperti saat ini sedang menggenjot penanganan kaum difabel yang perkembangan tubuhnya tidak sesuai usianya. Jadi, kami akan fokus tangani persoalan ini dan mencari solusi terbaik bagi mereka.
Lalu saat ini di Kabupaten Bogor terdapat sepuluh desa yang menjadi fokus kami untuk membentuk aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) yang diterapkan di Kabupaten Bogor. Nanti yang melaksanakan rekan-rekan pendamping, bukan pemdes. Teknis pendataannya penanganan prioritas. Tupoksinya ada di PASD-nya.
Selama bekerja sebagai koordinator TAPM, adakah kesan yang Anda miliki?
Di TAPM ini saya merasa lebih mendapatkan nilai plus. Ya, dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait bagaimana alur penyelenggaraan pemerintah desa (pemdes), baik di sektor tahapan, pelaporan kinerja hingga komitmen antara warga dengan pemdes itu sendiri. Juga tugas ini menambah ilmu baru. Sebab, pemahaman ini diedukasi secara langsung kepada warga desa yang selama ini mereka belum hafal alur kinerja desa.
Apakah ada kepuasan lainnya?
Tentunya ada. Pertama dapat membangun komunikasi dengan baik bersama warga dan pemdes terkait. Juga lintas sektoral. Kedua dapat mengetahui wilayah Kabupaten Bogor yang sangat luas, dari ujung timur hingga ujung barat. Dari ujung selatan sampai ujung utara Bumi Tegar Beriman. Yang tidak terjamah kini sudah tersambangi. Ini menjadi kepuasan tersendiri. Bagaimana kita turun langsung ke desa dan berinteraksi dengan masyarakat setempat.(yos/c/rez/py)