METROPOLITAN - Menjadi pegiat organisasi sudah ditekuni M Syahrul Mubarok sejak duduk di bangku Madrasah Aliyah (MA). Banyak pengalaman menarik dan menyedihkan selama ia melakukan aktivitas ini. Lantas seperti apa cerita Syahrul selama aktif di dunia organisasi? Berikut wawancaranya bersama Harian Metropolitan:
Sejak kapan Anda aktif di dunia organisasi?Sejak duduk di bangku MA. Saya aktif di Bantara atau Pramuka. Setelah lulus, saya aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) saat duduk di bangku kuliah. Selepas itu, saya aktif di GP Ansor sebagai sekretaris PAC Tanjungsari.
Apa yang melatarbelakangi Anda aktif di dunia organisasi?
Organisasi bisa memperluas persahabatan dan pengalaman, terutama dalam hal pengetahuan, banyak yang beda-beda padangan lalu didiskusikan, sehingga bisa lebih tahu perbedaan.
Apa yang ingin Anda lakukan sebagai pegiat organisasi?
Yang belum tercapai memajukan kampung sendiri. Cita-cita saya pulang kampung kemudian bisa berkontribusi di mana saya dibesarkan, yakni di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor.
Adakah perubahan yang ingin Anda wujudkan?
Banyak sekali, terutama masalah lingkungan dan pendampingan masyarakat untuk memperoleh keadilan. Tak sedikit hutan gundul dan gunung-gunung dihabisi orang atau pemilik modal, sehingga berimbas pada pertanian masyarakat. Apalagi dalam mencapai keadilan, masyarakat selalu mendapatkan intimidasi dari pihak tertentu.
Terakhir adakah pengalaman menarik selama Anda aktif di dunia organisasi?
Tidak terhitung pengalaman suka-duka di organisasi. Ya sukanya bisa mengenal lebih banyak sahabat di luar kota. Ketika berkumpul sudah tidak sadar jika ada masalah atau sedang akhir bulan belum dapat kiriman. Kalau kita sudah bersama ya semua lupa kalau tidak punya uang. Kalau untuk dukanya ada, tapi sudah melebur di dalam suka. (rez/py)