METROPOLITAN - Memanusiakan manusia bukan pekerjaan mudah. Hanya sebagian orang yang memiliki kepedulian sosial. Salah satunya Asep Suhana. Sejak delapan tahun lalu, putra daerah Desa Ragajaya itu bergelut sebagai Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Bojonggede, Kabupaten Bogor. Bagaimana kiprahnya? Berikut petikan wawancara Metropolitan bersama lelaki yang akrab disapa Kang Epoy ini:
Sejak kapan Anda aktif sebagai TKSK Kecamatan Bojonggede?
Sejak 2011. TKSK adalah relawan kemanusian yang tinggal di wilayah kecamatan sebagai orang yang peduli dengan masyarakat. Kami memiliki SK dari Pemerintah Kabupaten Bogor dan dinaungi Kementerian Sosial RI. Khususnya membantu Dinas Sosial (Dinsos) dalam permasalahan sosial di tingkat wilayah kecamatan. Seperti di Kecamatan Bojonggede.
Apa alasan Anda masuk ke TKSK?
Atas rasa kepedulian terhadap sesama dan dorongan teman-teman setelah menjadi relawan Tagana di tahun sebelumnya.
Apa saja suka dukanya yang dirasakan selama ini?
Banyak teman dan jejaring se-Indonesia menjadi kebanggaan sendiri dan menjadi penolong untuk sesama manusia yang membutuhkan. Saat eksekusi pertolongan tersebut berhasil dengan baik, ini kepuasan batin yang luas biasa.
Kalau dukanya harus kerja 24 jam dengan 26 permasalahan sosial. Sering pelatihan dan penanganan kasus sosial sampai jarang pulang. Dipandang sebelah mata karena hanya tali asih yang diterima.
Pengalaman paling berkesan apa saja?
Saat menangani pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang telantar dan bisa mempertemukan dengan keluarganya. Ini yang menurut saya paling berkesan. Selain itu, bisa membantu penanggulangan bencana menjadi hal yang tak bisa dilupakan. Sebab, saya banyak tambahan ilmu dari teman-teman seperjuangan yang tak ada henti-hentinya didapatkan.
Jenis pelatihan apa saja yang didapat dari intansi terkait?
Pelatihan verifikasi data kemiskinan, lingkungan hidup, kelompok usaha, pendataan BPJS, penangan korban bencana, trauma hilling, korban kekerasan dan pelecahan.
Harapan apa yang Anda inginkan selama berada di TKSK?
Kepada desa harus lebih aktif dalam menyimpan data kemiskinan atau kerentanan sosial dan peduli terhadap masalah sosial yang memang bisa koordinasi dengan kami. (yos/c/ els/py)