METROPOLITAN – Paguyuban Pecinta Wayang Purwa (P2WP) Kota Bogor menggelar pagelaran wayang kulit di gedung Kemuninggading, Balai Kota, Sabtu (21/9) malam. Kegiatan ini sekaligus untuk memperingati 1 Muharam atau Tahun Baru Islam 1441 Hijriah. Pantauan di lokasi, pecinta wayang kulit datang dari berbagai penjuru Kota Bogor. Mulai tua, muda, laki-laki dan perempuan antusias menyaksikan kesenian tradisional yang mengambil lakon ”Semar Boyong” dengan dalang Ki Rasito Lebdo Carito dari Cilacap, Jawa Tengah. Hadir pula Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Ade Sarip Hidayat hingga beberapa pejabat lain dan tamu undangan. Ketua Panitia, Gunarto, mengatakan, selain memperingati Tahun Baru Islam, kegiatan ini sekaligus peringatan Hari Jadi RRI pada 11 September. ”Pagelaran wayang kulit dipilih untuk melestarikan budaya Jawa dan mengembangkan budaya lokal,” katanya. Menurut dia, wayang kulit ini dalam sejarahnya memiliki cerita sebagai media penyebaran agama Islam di Indonesia oleh para wali. Bahkan, pagelaran wayang kulit ini mengandung filosofi memberikan petunjuk hidup, seperti tolong-menolong dan sebagainya. Sementara itu, Ketua P2WP Kota Bogor, Basuki, menuturkan, acara ini sebagai bentuk pelestarian budaya. Di usianya ke-34 tahun, pihaknya ingin terus melestarikannya agar tak hilang atau punah ditelan zaman. Lalu, Sekda Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat, mengatakan, cerita tentang wayang kulit tak sekadar tontonan hiburan semata, tapi ada tiga hal yang bisa dimaknai. Pertama, manfaatnya mengandung edukasi. Jadi bisa menjadi tuntunan, sikap toleransi yang bisa dipetik dari sebuah cerita wayang kulit yang akan disampaikan dalang. Kedua sebagai sarana informasi. Kota Bogor ingin lima tahun ke depan menjadi kota ramah keluarga dengan empat misinya, yaitu menjadikan kota sehat, cerdas dan sejahtera. ”Acara ini bisa dijadikan sarana informasi mengenai program Pemkot Bogor ke depan,” katanya. Ketiga, aspek kehidupan dan sosial. Ini bukan untuk pribadi, tapi untuk banyak orang yang memberikan rujukan untuk bisa bermanfaat. ”Semoga lewat acara ini kita bisa meniti, mendengar dan menjadi rujukan untuk pamong sebagai pelayan masyarakat dan pelaksana kebijakan,” ujarnya. (*/rez/py)