METROPOLITAN - Wali Kota Bogor Bima Arya hadir dalam penutupan Intermediate Training (LK II) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO Cabang Bogor. Ia mengajak rekan-rekan HMI MPO untuk bersama-sama menjadikan Kota Bogor sebagai kota yang toleran dan bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor ikut terlibat dalam melawan radikalisme. "Dalam menangkal radikalisme, program-program penanaman nilai pluralisme dan keberagaman di tengah-tengah lingkungan masyarakat juga harus lebih masif,” ujar Bima. Bima mengingatkan pentingnya kebersamaan dan persatuan sebagai sesuatu yang mahal. Karena itu, dirinya mengajak untuk terus menjaga dan merawat keduanya. Baik antar-rekan dalam organisasi maupun dengan pemerintah. Perbedaan itu suatu keniscayaan, tapi kebersamaan harus diperjuangkan. “Tugas panggilan sejarah kita adalah menjaga agar bangsa ini untuk tetap berada di tengah. Yang sudah selesai kita pegang bersama-sama, yang belum selesai mari kita selesaikan bersama-sama. Kemacetan, kemiskinan dan kualitas pendidikan itu yang belum selesai dan menjadi hal yang mendesak,” tegas Bima. Ajakan lain yang disampaikan Bima juga adalah para generasi penerus bangsa untuk bisa membaca tanda-tanda zaman supaya mampu keluar sebagai pemenang. “Dalam konteks tersebut, hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua, tidak terkecuali saya sebagai wali kota, harus bisa membaca tanda-tanda zaman itu bergerak ke arah mana,” jelasnya. Selain kaderisasi, HMI MPO menurut Bima juga harus fokus pada kompetensi. Belajar dari cerita-cerita kegagalan dan keberhasilan. (*/els/run)