METROPOLITAN - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) terus berupaya menekan kasus perceraian. Salah satunya dengan meluncurkan program 21-25 Keren sebagai solusi untuk meminimalisasi jumlah kasus perceraian. Ketua TP PKK Provinsi Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan, program 21-25 Keren merupakan langkah kampanye dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jabar. Menurutnya, saat pandemi Covid-19 ini, angka perceraian semakin meningkat. Program 21-25 Keren ini program BKKBN Jabar untuk menekan angka perceraian. Yang mana konsep program ini mengampanyekan menikah pada usia ideal. Yakni usia perempuan sudah 21 tahun dan laki-laki sudah berusia 25 tahun. “Mengedukasi masyarakat sangat penting bagi kita semua. Untuk memberikan informasi yang tepat, terutama soal usia ideal untuk melangsungkan pernikahan, harus usia matang 21 dan 25 tahun,” ujar Atalia. PKK dan Fataya NU pun bersinergi untuk menyosialisasikan program 21-25 Keren karena akan sangat bermanfaat dalam menekan kasus perceraian Jabar. Sebab, program ini perlu dorongan semua pihak agar kasus perceraian tidak banyak muncul seperti sekarang ini. Menurut Atalia, indikator banyaknya kasus perceraian saat ini adalah faktor ekonomi. Ada percekcokan rumah tangga yang pemicunya usia dengan melangsungkan pernikahan dini. Tekan Angka Perceraian, PKK dan Fataya NU Jabar Kolaborasi TP PKK dan Fataya NU Jabar akan berkolaborasi dalam konseling pranikah. Hal itu juga penting untuk persiapan para calon orang tua. Sehinga mereka siap secara mental maupun fisik. Ketua Fataya NU Jabar Hirni pun siap bekerja sama dengan BKKBN untuk sosialisasikan program tersebut. “Konseling pranikah sudah ada kesepakatan. Dengan kekuatan 27 pengurus cabang tingkat kota/kabupaten dan 600 anak cabang tingkat kecamatan dan 6.000 ranting desa, kolaborasi ini akan berdampak besar,” ucapnya. Hirni mengaku siap melaksanakan program konseling pranikah bersama BKKBN dalam upaya menekan angka perceraian. Ia berharap kerja sama ini menjadi titik awal untuk membangun sinergi pada program lainnya dalam hal pembangunan. (*/feb/run)