Senin, 22 Desember 2025

Budi Daya Puyuh ala TPST 3R Katulampa

- Jumat, 29 Januari 2021 | 16:01 WIB

Peluang usaha budi daya burung puyuh terbilang menjanjikan. Sebab, tak hanya telur dan daging, kotoran burung puyuh cokelat rupanya juga bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah. TELUR dan daging burung sendiri sangat dikenal dan diminati masyarakat sebagai bahan olahan makanan. Se­mentara kotorannya banyak dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan pakan kutu air. Budi daya burung puyuh ini dikembangkan Tempat Pem­buangan Sampah Terpadu (TPST) Reduce Reuse and Ricycle (3R) Mutiara Bogor Raya (MBR) di Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor. Pengawas TPST 3R MBR Sulistyowati mengatakan, burung puyuh dipilih untuk dibudidayakan sebagai upaya menyerap maggot yang dibu­didayakan di TPST 3R. Larva Black Soldier Fly (BSF) ini dijadikan pakan, di luar pakan utama berupa pur. ”Ide kenapa budi daya puyuh, ka­rena kami ingin menyerap maggot. Pemeliharaan puyuh juga simpel dan mudah sete­lah kami pelajari. Makanya diputuskan untuk mencoba budi daya puyuh,” katanya. Selain itu, lanjut Sulis, pakan maggot juga diberikan guna menekan biaya pengeluaran dari pakan pur. Setiap hari, burung puyuh diberikan pa­kan tersebut dengan perban­dingan 30 persen maggot dan 70 persen pur. Ia menjelaskan budi daya burung puyuh yang dilakukan sejak empat bulan lalu itu mulai dari penyediaan bibit unggul dengan menetaskan sebanyak 2.500 telur. Anakan-anakan puyuh kemudian dibesarkan untuk dijadikan indukan kembali sebelum disiapkan untuk mempro­duksi telur. ”Di sini kami mulai dari pe­netasan telur yang kemudian dibesarkan. Setelah besar, jantan betina kami kawinkan lagi, dan hasilnya baru di­kembangkan untuk puyuh petelur. Begitu seterusnya,” jelasnya. Saat ini, ada 1.500 ekor puy­uh petelur yang telah men­ghasilkan 870 butir telur setiap harinya. Menurut Sulis, burung puyuh dapat bertelur pada umur 40 hari setelah menetas, dan satu ekor puyuh dapat memproduksi telur hingga 18 bulan masa bertelur setiap harinya. Sejauh ini hasil budi daya, sambungnya, telur puyuh banyak dibeli warga sekitar TPST 3R. Per butir telur di­hargai Rp330 di kandang. ”Ada juga yang sudah rutin reseller 500 butir telur setiap hari,” ujar Sulis. Selain telur, pihaknya juga menjual daging puyuh segar yang dihargai Rp7.000 per ekor. Sedangkan untuk kotoran puyuh banyak dipesan pe­tani untuk pupuk organik di bidang pertanian. ”Kalau kotoran juga dijual buat pupuk dan suka diman­faatkan untuk membuat kutu air pakan cupang. Per karung kotoran basah itu biasa di­jual Rp15.000. Kami juga se­diakan puyuh yang siap ber­telur harganya Rp12.500 per ekor,” tandasnya. Menurutnya, pemeliharaan burung puyuh memang tidak sukar alias mudah. Namun, pembersihan kotoran di kan­dang menjadi kegiatan wajib yang harus dilakukan setiap hari. ”Bahkan untuk jaga ke­bersihan juga, pekerja harus ganti baju dan buka sandal ketika masuk,” ucapnya. Sulis mengaku pendapatan dari usaha budi daya burung puyuh lumayan, setelah di­potong biaya pengeluaran untuk pakan pur ditambah satu pekerja. Pihaknya ingin budi daya unggas daratan yang kecil nan gemuk tersebut bisa juga di­kembangkan secara luas di Kota Bogor. Sehingga ketika masyarakat berminat akan memulai usaha bisa belajar dulu di TPST 3R. ”Kami inginnya terus mengembangkan tapi lahan­nya memang terbatas. Jadi harapan kami usaha puyuh ini dapat tertular juga ke ma­syarakat. Di sini bisa jadi per­contohannya dan untuk pro­ses pelatihannya,” tuntas Sulis. (ryn/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Kunker ke Kota Kisarazu, Bima Arya Perkuat Kerja Sama

Senin, 28 November 2022 | 16:01 WIB

Bantu Korban Gempa Cianjur, Antam Turunkan ERG

Kamis, 24 November 2022 | 11:08 WIB
X