METROPOLITAN - Melalui Forum Konsultasi Publik, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor libatkan masyarakat berpartisipasi memberikan saran dan masukan dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2023. Forum Konsultasi Publik itu dilaksanakan di Ruang Rapat Ciliwung, Bappedalitbang, Cibinong, Kamis (10/2). Acara diselenggarakan secara daring dan luring, dihadiri perwakilan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), media massa, perguruan tinggi, Badan Eksekutif Mahasiswa, dunia usaha, beserta jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Mewakili bupati Bogor, Analis Kebijakan Utama Kabupaten Bogor Beny Delyuzar membacakan Sambutan Bupati Bogor Ade Yasin, menjelaskan bahwa saat ini kondisi perekonomian belum sepenuhnya pulih dan wabah Covid-19 kembali mengalami peningkatan, dimana belakangan ini penambahan kasus positif mencapai lebih dari seribu kasus per hari, Bed Occupancy Rate (BOR) kembali meningkat, dan level PPKM dari Level 2 kembali ditingkatkan ke Level 3. Hal itu tentunya akan membawa dampak yang perlu diantisipasi dalam perencanaan pembangunan daerah 2023, karena saat ini kita belum dapat memprediksi kapan wabah Covid-19 akan berakhir dan sejauh mana dampaknya terhadap keperluan penanganan kesehatan, pendidikan jarak jauh, pelayanan social, dan pemulihan ekonomi. “Untuk itu, saya minta agar masyarakat dapat memahami situasi ini. kita berharap 2023 Covid-19 dapat terkendali sehingga program pembangunan akan dapat kita kejar, namun kita juga tetap perlu mempertimbangkan dampak wabah Covid-19 dan PPKM ini terhadap laju pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran dan angka kemiskinan, serta mengantisipasi terjadinya bencana alam dan nonalam yang mungkin terjadi sewaktu-waktu sehingga perencanaan program pembangunan tahun 2023 harus diarahkan secara selektif dan realistis,” katanya. Beny melanjutkan, menutup periode 2018—2023, kemampuan keuangan daerah tahun 2023 ditargetkan sebesar Rp7 triliun, dengan beban belanja pegawai maksimal 30 persen dari target APBD. Di 2023 juga kita harus mempersiapkan alokasi cadangan untuk pilkada serentak 2024 serta pembiayaan lainnya. “Kewajiban mengalokasikan anggaran sebesar 20 persen untuk pendidikan dan 10 persen untuk kesehatan, telah mengambil porsi lebih dari 60 persen target pendapatan daerah. Dengan demikian, alokasi pembangunan baik fisik, non fisik, maupun kebutuhan operasional 72 perangkat daerah hanya tersisa kurang dari 40 persen dari target pendapatan daerah,” ungkapnya. Sementara itu, sekretaris daerah (sekda) Kabupaten Bogor, menekankan kepada jajarannya bahwa di 2023 adalah tahun terakhir RPJMD periode 2018—2023. Jangan sampai ada visi misi Bupati Bogor yang terlewat satupun. Jadi kita harus menyisir dengan baik dari mulai tahun pertama sampai tahun kelima. Semua visi-misi bupati yang dituangkan melalui Pancakarsa harus bisa terlaksana semua, jika ada yang tidak bisa dilaksanakan, harus ada alasan yang kuat. Melalui forum konsultasi ini, diharapkan dapat bertukar informasi dan membangun kesepahaman terkait kondisi di Kabupaten Bogor dan masyarakat dapat berpartisipasi memberikan saran dan masukan untuk pembangunan di Kabupaten Bogor pada 2023. “Penyusunan RKPD ini harus melihat sesuai dengan skala prioritas, utamakan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Pelayanan kepada masyarakat harus jadi prioritas. Kemudian jangan ada ego sektoral, dalam melaksanakan pembangunan, sehingga diharapkan di akhir masa kepemimpinan Bupati Ade Yasin dan Wakil Bupati Bupati Iwan Setiawan, terlaksana semua visi misi nya,” ungkap Burhanudin. Ia menjelaskan bahwa Pemkab Bogor terus berupaya agar desa dan kelurahan dapat tetap membangun wilayahnya, selain itu, penataan kota khususnya Cibinong dan sekitarnya akan terus dilanjutkan agar masyarakat dapat memanfaatkan berbagai fasilitas dengan nyaman. “Kita menata Cibinong Raya sebagai ibu kota dan wajah Kabupaten Bogor dengan tidak mengabaikan kecamatan lain, kita lakukan juga di kecamatan lain, pemulihan ekonomi dengan program Samisade. Di tengah badai pandemi Covid, kita masih bersyukur bisa membangun dengan menata ibukota Kabupaten Bogor dan masih bisa membangun desa di pelosok-pelosok melalui program Samisade,” tandas Burhanudin. Sementara itu, Kepala Bappedalitbang Kabupaten Bogor Suryanto menjelaskan bahwa berdasarkan permasalahan kekinian Kabupaten Bogor maka tema pembangunan Kabupaten Bogor 2023 adalah membangun masa depan Kabupaten Bogor dengan Pancakarsa dalam mewujudkan kabupaten termaju, nyaman, dan berkeadaban. “Adapun arah kebijakan prioritas tahun 2023 yaitu: menyelesaikan janji politis Kepala Daerah (Pancakarsa), menangani pandemi Covid-19 dalam permasalahan kesehatan strategis lainnya, pemulihan ekonomi daerah termasuk penanganan kemiskinan dan pengangguran, penyiapan pilkada serentak, dan menata penyederhanaan birokrasi,” tandas Suryanto. (*/eka/run)