METROPOLITAN.ID - Krisisisis kemanusiaan di Gaza terus memicu reaksi keras dari komunitas global, bukan hanya melalui protes di darat, tetapi juga upaya langsung untuk mendobrak blokade laut Israel.
Peristiwa terbaru yang menyita perhatian dunia adalah pencegatan Global Sumud Flotilla, konvoi kapal yang membawa aktivis dan bantuan kemanusiaan menuju Jalur Gaza.
Kronologi Pencegatan
Pada Kamis dini hari, kabar interaksi antara kapal-kapal aktivis dan Angkatan Laut Israel menjadi viral.
Baca Juga: Fakta Baru Kasus Yai Mim vs Sahara, Bantah Tudingan 'Kyai Cabul'
Global Sumud Flotilla, yang berlayar dari Spanyol sejak September, membawa lebih dari 150 aktivis dari 20 lebih negara, termasuk tokoh-tokoh ternama.
Flotilla ini terdiri dari puluhan kapal, dan laporan awal menyebutkan lebih dari selusin kapal telah dicegat oleh pasukan Israel.
Lebih dari 150 aktivis dilaporkan ditahan. Israel menyatakan para penumpang akan dibawa ke pelabuhan Israel dan selanjutnya akan dideportasi.
Pihak penyelenggara Flotilla bersikeras bahwa pencegatan terjadi di perairan internasional, yang mereka sebut sebagai 'serangan ilegal terhadap kemanusiaan tak bersenjata.' Saat dicegat, kapal-kapal tersebut hanya berjarak sekitar 46 mil laut dari perairan Gaza.
Baca Juga: Deddy Corbuzier dan Sabrina Chariunnisa Kompak Jawab Isu Cerai
Pihak penyelenggara merilis video di media sosial yang menunjukkan momen tentara Israel menggunakan meriam air untuk menargetkan kapal, dan saat-saat pasukan komando naik ke kapal.
Di antara yang ditahan, terdapat nama-nama besar seperti aktivis lingkungan terkemuka Greta Thunberg dan Mandla Mandela, cucu dari ikon anti-apartheid Nelson Mandela. Kehadiran para tokoh ini membuat insiden tersebut semakin mendapat sorotan global.
Tujuan utama Global Sumud Flotilla sangat jelas, membuka koridor kemanusiaan laut untuk mengirimkan bantuan pangan dan medis, sekaligus memprotes blokade yang telah melumpuhkan Gaza.
Tuntutan Aktivis