METROPOLITAN.ID - Setelah 12 hari konflik bersenjata yang hampir menyeret kawasan Timur Tengah ke dalam perang besar, Iran dan Israel akhirnya menyepakati gencatan senjata yang dimediasi langsung oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Langkah ini mengakhiri salah satu ketegangan militer paling serius dalam beberapa dekade terakhir, yang sebelumnya memicu kekhawatiran global akan potensi meletusnya Perang Dunia Ketiga.
Konflik bersenjata antara Iran dan Israel yang berlangsung selama hampir dua pekan resmi berakhir melalui kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Donald Trump.
Menurut laporan Axios, pertempuran yang terjadi di wilayah yang sudah lama bergejolak ini menambah ketegangan selama hampir dua tahun terakhir dan menjadi salah satu krisis paling mencolok di Timur Tengah sejak era Perang Dingin.
Baca Juga: Viral! Gegara Tak Terima Dipecat, Karyawan PT Timah di Halmahera Tikam Manajer hingga Tewas
Situasi mulai mereda pada 24 Juni 2025. Ibukota Israel, Tel Aviv, yang sebelumnya rutin dihantam serangan drone, mendadak sunyi. Tidak ada laporan jatuhnya rudal atau penambahan korban jiwa.
Media internasional serempak menyoroti satu berita utama: "Iran dan Israel Sepakat Mengakhiri Permusuhan."
Meskipun berujung pada gencatan senjata, proses menuju perdamaian ini tidak berjalan tanpa eskalasi ekstrem.
Serangkaian serangan militer yang dipimpin oleh Amerika Serikat, termasuk operasi terhadap fasilitas nuklir Iran, sempat membawa negara adidaya tersebut ke ambang keterlibatan langsung dalam konflik besar.
Ironisnya, tindakan-tindakan agresif ini justru membuka ruang bagi negosiasi damai yang kemudian berhasil disepakati.
Baca Juga: Qonita Sambut Bimtek KPK: Korupsi Nggak Cukup Cegah Pakai Aturan, Tapi Juga Hati Nurani
Namun demikian, ketegangan tetap terasa di lapangan. Israel menuduh Iran melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata dengan meluncurkan rudal sebelum dan sesaat setelah kesepakatan diberlakukan.
Iran, di sisi lain, menolak tuduhan tersebut dan balik menyalahkan Israel sebagai pihak yang pertama kali melanggar kesepakatan.
Trump mengumumkan keberhasilan mediasi ini melalui media sosial, menyatakan bahwa kedua negara telah menyetujui "gencatan senjata yang menyeluruh dan total."