Minggu, 21 Desember 2025

Ribuan Kayu Gelondongan di Banjir Bandang Sumatera Utara: Dugaan PHAT APL yang Picu Bencana Dahsyat

- Minggu, 30 November 2025 | 16:30 WIB
Kayu gelondongan diduga berasal dadi PHAT APL (Tiktok/@kang.so_ra)
Kayu gelondongan diduga berasal dadi PHAT APL (Tiktok/@kang.so_ra)

METROPOLITAN.ID -  Gelondongan kayu dengan jumlah ribuan ikut terbawa arus banjir bandang di Sumatera Utara, menjadi sorotan publik setelah video viral menyebar di media sosial.

Fenomena ini memicu dugaan kuat praktik ilegal logging yang memperparah longsor dan banjir di wilayah Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, hingga Sibolga.

Warganet ramai menduga kayu-kayu besar tersebut berasal dari penebangan liar di hulu sungai, yang kini berserakan di pesisir pantai.​​

Baca Juga: Ayah Marshanda Meninggal Karena Sakit Apa? Ini Kronologi Kepergian Irwan Yusuf dan Riwayat Kesehatannya

Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution langsung merespons kehebohan tersebut, menyatakan akan mengecek asal-usul gelondongan kayu meski prioritas utama tetap evakuasi warga dan distribusi logistik darurat seperti makanan serta keperluan bayi.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sumut, Heri Wahyudi Marpaung, menyebut kayu tersebut kemungkinan berasal dari material longsor di perbukitan yang terbawa arus.​

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemenhut) menduga gelondongan kayu berasal dari Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) di areal penggunaan lain (APL), berupa kayu bekas tebangan yang lapuk dan terseret banjir.

Baca Juga: Aktor Gary Iskak Meninggal Dunia karena Apa?

Tim Gakkum Kemenhut sedang telusuri sumbernya, mengingat banjir masih berlangsung, sambil ungkap modus pencucian kayu ilegal di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat.

Ketua Komisi VIII DPR RI menduga perambahan hutan di hulu menjadi pemicu utama bencana, dengan korban jiwa mencapai empat orang di Tapanuli Tengah.​

Tak hanya Sumut, Sabtu 29 November 2025, tumpukan gelondongan kayu berserakan di pantai Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, pasca banjir bandang yang membawa material dari hulu hingga pesisir.

Pemandangan ini jadi bukti dampak ekologis dahsyat, dengan Sarekat Hijau Indonesia (SHI) memperingatkan kerusakan akibat ekspansi sawit, tambang emas, dan PLTA sejak 1990-an di kawasan seperti Batang Toru.

Baca Juga: Polisi Bongkar Jaringan Pencurian hingga Pemalsu Dokumen Mobil di Sukabumi ‎

Greenpeace juga blak-blakan sebut ini indikasi penebangan liar yang perparah bencana.​

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X