Namun kedatangan NAS disebut tidak diterima dengan baik, bahkan dibumbui ucapan bernada merendahkan terkait nafkah dan masa depannya.
Rio menuturkan bahwa kliennya selama ini masih berhak menerima nafkah, karena secara hukum masih berada di bawah usia 21 tahun.
"Nah, dan setiap bulan itu pasti selalu diberikan nafkah. Karena kan secara hukum juga anak masih di bawah 21 tahun, walaupun statusnya sudah berpisah, tetap masih disebutnya juga kan seorang ayah harus memberikan nafkah. Tapi kalau pun ingin memberikan nafkah juga, posisinya itu selalu harus di kontak dulu atau harus ditelpon dulu. Jadi tidak langsung atau continue, jadi harus ditagih dulu baru diberikan," kata Rio.
Baca Juga: Ruben Amorim Frustrasi Berat Usai Manchester United Gagal Menang atas West Ham
Ketika sedang membahas masalah tersebut, Evie Effendi pulang dan justru mempersoalkan kuliah NAS yang belum tuntas serta keputusan NAS tinggal bersama ibunya sejak awal 2025.
Tak lama kemudian, istri Evie, berinisial DS, muncul dan membuat suasana semakin tegang. Ia disebut meremas tangan korban dan mencoba merampas ponsel saat korban berusaha merekam percakapan sebagai bukti.
Situasi makin keruh ketika nenek korban melontarkan perkataan menyakitkan. Emosi korban memuncak hingga menyiramkan sisa kuah sop ke arah DS sebelum bersiap pergi menggunakan helm.
Rio mengatakan bahwa insiden KDRT fisik kemudian terjadi secara beruntun.
Tidak hanya itu, paman dan bibi korban berinisial IK dan LS juga diduga turut melakukan tindakan kekerasan serupa. Beruntung, peristiwa tersebut akhirnya dilerai oleh tetangga.
NAS yang mengalami luka dan trauma langsung dilarikan ke rumah sakit untuk visum sebelum resmi melapor ke Polrestabes Bandung pada hari yang sama.
Kasus KDRT ini kini memasuki tahap yang semakin serius. Polisi memastikan pemeriksaan terhadap para tersangka tidak berhenti di ruang mediasi. Keputusan akhir terkait proses penahanan akan diambil setelah pemeriksaan berjalan.
