Dari diskusi antar korban, muncul dugaan bahwa WO Ayu Puspita menawarkan paket pernikahan dengan harga menarik yang membuat banyak pasangan tertarik dan melakukan pemesanan dalam waktu berdekatan.
Namun, kapasitas operasional WO diduga tidak sebanding dengan jumlah pesanan yang diterima, sehingga banyak layanan tidak mampu dipenuhi.
3. Aktivitas Kantor WO Mendadak Terhenti
Warga sekitar kantor WO menyebut aktivitas perusahaan tersebut berubah drastis setelah pengaduan korban mulai bermunculan.
Kantor tampak sepi, bahkan beberapa korban mendatangi langsung kantor dan rumah pemilik WO untuk meminta penjelasan.
Menurut seorang saksi bernama Azli, sejumlah korban mengaku mengalami kerugian besar dan tidak memperoleh jawaban jelas dari pihak WO.
Baca Juga: Pemprov DKI Percepat Penanganan Banjir Rob di Pesisir Jakarta, Gubernur Tinjau Muara Baru
4. Penggerudukan 200 Orang, Kasus Viral di Media Sosial
Puncak kemarahan korban terjadi pada Minggu (7/12/2025), ketika sekitar 200 orang menggeruduk rumah pemilik WO di Jakarta Timur. Para korban menuntut pertanggungjawaban atas kerugian yang mereka alami.
Seorang korban bernama Tamay mengungkapkan bahwa pihak WO tidak memberikan kejelasan, sehingga massa semakin geram dan memilih bergabung melakukan protes bersama.
5. Laporan Polisi Lintas Wilayah
Korban kasus ini datang dari berbagai daerah seperti Cimanggis, Cileungsi, Bogor, hingga Bekasi, sehingga laporan masuk ke berbagai kantor polisi.
Namun, korban kemudian diarahkan membuat laporan resmi terpusat ke Polda Metro Jaya, setelah kasus pertama kali diterima di Polsek Cipayung.
Banyak korban baru terus berdatangan ke kantor polisi setelah kasus ini viral di media sosial.
6. Lima Orang Diamankan, WO Dibawa ke Mapolres