METROPOLITAN.ID - Tensi di wilayah Jalur Gaza semakin meningkat seiring berbagai konflik kemanusiaan yang berlangsung belakangan ini, kali Ini perihal Amerika Serikat yang menahan serangan dari kelompok militer Yaman Houthi.
Pemerintahan Amerika Serikat, melalui Gedung Putih, mengumumkan rencana pembentukan pasukan tugas angkatan laut untuk mengawal kapal-kapal komersial di Laut Merah guna menahan rudal dari tentara Yaman Houthi yang dilancarkan kepada Israel.
Keputusan Amerika Serikat diambil sebagai respons tegas menyusul serangan rudal yang dilancarkan oleh kelompok militer Yaman Houthi kepada pasukan Israel.
Baca Juga: Niat Mandi, Warga Leuwiliang Bogor Tewas Terseret Arus Sungai Cianten
Penasihat Keamanan Nasional, Jake Sullivan, menjelaskan bahwa pemerintah AS saat ini tengah terlibat dalam diskusi intensif dengan sekutu-sekutunya untuk merumuskan rencana pembentukan pasukan pengawal.
Meskipun belum ada keputusan final, Sullivan menegaskan bahwa langkah ini dianggap sebagai respons alami menghadapi insiden serangan tersebut. Pernyataan ini disampaikannya kepada wartawan sebagaimana dilaporkan oleh Associated Press.
Pada hari Minggu lalu, serangan rudal balistik yang dilakukan oleh pemberontak Houthi di Yaman menargetkan tiga kapal komersial di Laut Merah. Sebagai respons terhadap serangan berjam-jam ini, sebuah kapal perang AS berhasil menembak jatuh tiga pesawat tanpa awak.
Baca Juga: UMK 2024 Kota Bekasi Nggak Sesuai Rekomendasi, Bey Machmudin : Sudah Final, Nggal Bisa Diubah Lagi
Kejadian ini menciptakan eskalasi dalam rangkaian serangan maritim di Timur Tengah, yang memiliki keterkaitan dengan konflik antara Israel dan Hamas.
Jake Sullivan juga mengungkapkan bahwa pihaknya sedang menjalin pembicaraan dengan negara-negara lain mengenai pembentukan pasukan tugas maritim.
Pasukan ini diharapkan melibatkan kapal-kapal dari negara mitra yang akan beroperasi bersama Amerika Serikat untuk memastikan kelancaran pelayaran di wilayah tersebut.
Baca Juga: Kasus Covid 19 di Singapura Melonjak, Simak Gejala dan Imbauan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Sullivan menyoroti bahwa konsep serupa telah sukses digunakan untuk melindungi pengiriman komersial di berbagai tempat, termasuk di lepas pantai Somalia.
Sementara itu, keprihatinan semakin tumbuh terhadap nasib Gaza. Koordinator Kemanusiaan PBB untuk wilayah Palestina, Lynn Hastings, menyampaikan kekhawatirannya terhadap "skenario yang lebih mengerikan".