METROPOLITAN.ID - Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Bogor, Atep Budiman angkat suara terkait kejadian plafon jebol di Masjid Agung Kota Bogor.
Menurut Atep Budiman, perbaikan plafon jebol ini akan dilakukan pihak ketiga atau kontraktor dalam pembangunan Masjid Agung Kota Bogor tersebut.
Mengingat, pemeliharaan Masjid Agung Kota Bogor ini masih dilakukan oleh pihak ketiga sampai dengan bulan Agustus nanti.
Baca Juga: Kaget Plafon Jebol Masjid Agung Kota Bogor Kejadian Kedua Kali, DPRD Bakal Panggil DPUPR
"Nanti sebelum mereka mengajukan hak jaminan pemeliharaanya, kita pastikan menangani plafon yang jebol kemaren," kata Atep Budiman.
"Saat ini mereka masih menghitung juga, belum tahu persisnya. Tapi udah dicek sama personilnya di lapangan. Laporan dari PPK sudah siap ditangani dalam waktu dekat-dekat ini," sambung dia.
Sementara, dijelaskan Plt Kepala DPUPR Kota Bogor, berdasarkan hasil pengecekan, plafon jebol Masjid Agung Kota Bogor ini terjadi akibat adanya penyumbatan pada pipa pembuangan air.
"Kemarin mampet di pipa pembuangannya ada daun-daun, jadi gak nampung airnya. Tapi alhamdulillah susah bisa di tangani," ucap Atep Budiman.
Adapun, dilanjutkan dia, sejak kejadian yang terjadi pada Kamis, 1 Agustus 2024 pihaknya sudah melakukan penanganan darurat, supaya tidak berdampak pada jamaah yang akan beribadah di Masjid Agung Kota Bogor.
"Sudah dibersihin, sudah dilokalisir sampai dengan nanti penanganan lebih lanjut, sampai aspek keamanan terjamin. Karenakan masjid sudah digunakan," ungkap dia.
Ditanya terkait dengan diameter pipa yang terlalu kecil apakah akan diganti, Plt Kepala DPUPR Kota Bogor menjawab bahwa instalasi pipa pada Masjid Agung Kota Bogor ini dilakukan oleh kontraktor yang pertama.
"Pipa instalasi itu pekerjaan tahun yang pertama atau tahap pertama, kita masih telusuri juga. Terus untuk pelaksana yang tahun ini bukan kewajiban mereka juga dikontraknya," imbuh dia.
"Jadi ke depan jika ada kondisi yang harus disempurnakan, kami dengan DKM sudah ngobrol gimana baiknya. Karena kan tingkat keberlanjutan harus terjamin agar tidak hal-hal yang diinginkan," tandas Atep Budiman.