Selain itu, para mahasiswa juga mengajak pelajar SMK Pembangunan Bogor untuk mengenali tanda-tanda peringatan dari perilaku orang yang mencurigakan di dunia digital.
Misalnya, apabila seseorang mulai meminta foto pribadi atau informasi pribadi yang bersifat sensitif, atau jika ada ancaman untuk menyebarkan foto atau video yang telah dibagikan.
Antusiasme siswa terlihat selama sesi tanya jawab. Banyak yang bertanya bagaimana melaporkan tindak sextortion ke pihak berwenang dan cara melindungi akun mereka agar tidak diretas.
Para mahasiswa membagikan informasi tentang lembaga bantuan, seperti unit cybercrime di kepolisian dan aplikasi pengaduan kejahatan siber.
Disisi lain, salah satu mahasiswa pengampu kegiatan sosialisasi ini, Fitri Julianty menyebut, literasi media menjadi fondasi penting dalam mencegah berbagai bentuk kejahatan siber, termasuk sextortion.
"Dengan memiliki pemahaman yang baik tentang cara melindungi diri di dunia maya, kita dapat mengurangi potensi menjadi korban sekaligus meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh kejahatan tersebut," ujarnya.
Sementara, Guru Bimbingan Konseling (BK) SMK Pembangunan Bogor, Ibu Endah turut mewakiliki sekolah dan menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap inisiatif mahasiswa Universitas Pakuan ini.
"Kami sangat mengapresiasi upaya mahasiswa Universitas Pakuan dalam meningkatkan literasi media di kalangan siswa kami. Ini adalah hal yang sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda saat ini," ucap dia.
Lebih lanjut, kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana para siswa diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan terkait pencegahan sextortion dan perlindungan akun media sosial.
Sebagai bagian dari penutup, para mahasiswa juga membagikan materi edukasi berupa panduan dan poster informatif tentang literasi media dan pencegahan sextortion.
Harapannya, materi ini tidak hanya menjadi pegangan bagi siswa yang hadir, tetapi dapat disebarluaskan kepada teman-teman mereka di luar sekolah.