Ia menegaskan bahwa pemasangan stiker bukan dimaksudkan untuk mempermalukan, melainkan bentuk terapi sosial agar dana bantuan dari pemerintah tidak salah sasaran.
“Yang udah punya mah ngapain lagi dibantu, masih banyak yang ga punya, dan butuh fasilitas dari pemerintah. Yang model begitu gak cuma satu, yang lain-lain legowo, gak usah merasa nyaman dapat bantuan dari pemerintah,” tegasnya.
Meski begitu, kebijakan stiker ini menuai pro dan kontra. Sebagian masyarakat menilai langkah tersebut efektif menyadarkan warga mampu untuk tidak mengaku miskin demi bantuan, namun sebagian lainnya menilai cara itu berpotensi menimbulkan stigma
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bogor tengah melakukan pemutakhiran data penerima bansos agar kasus serupa tidak kembali terjadi.
Masyarakat pun dihimbau untuk bersikap jujur dan menyerahkan haknya kepada warga yang benar-benar membutuhkan.