METROPOLITAN.ID - Gempa magnitudo 6,2 yang berpusat di Garut, Jawa Barat tadi malam membuat warga Jabodetabek dan Bandung ikut merasakannya.
Menurut BMKG, gempa di Garut tersebut terjadi karena adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia.
Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, pihaknya sudah memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter gempa yang terjadi di Garut tersebut.
Baca Juga: Penemuan Mayat Lansia di Ciampea Bogor Bikin Warga Geger, Begini Kondisinya!
Menurut dia gempa yang terjadi di Garut merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat atau populer disebut sebagai gempa dalam lempeng (intra-slab earthquake)
Gempa itu terjadi pada pukul 23.29 WIB pada kordinat 8,39 derajat LS dan 107,11 derajat BT. Pusat gempa berlokasi di laut pada jarak 156 Km arah Barat Daya Kabupaten Garut, Jawa Barat pada kedalaman 70 km.
Daryono mengatakan dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust Fault). Gempa ini tak berpotensi memicu gelombang tsunami.
Baca Juga: Daftar 3 Game Asal Konsol Game Nintendo Switch Terbaik di Tahun 2024, Nomor 1 Paling Legendaris
Gempa ini dirasakan berdampak dan dirasakan di daerah Sukabumi dan Tasikmalaya dengan skala intensitas IV MMI.
Selain itu getaran gempa juga dirasakan dengan skala intensitas III-IV MMIdaerah Tangerang, Tangsel, Bogor, DKI Jakarta, Kebumen, Banyumas, Cilacap dan Purwokerto.
Skala intensitas III MMI dirasakan di daerah Bantul, Sleman, Kulonprogo, Trenggalek, Malang.
Baca Juga: 2 Hero Tank OP Usai Update Patch Note Dengan Winrate Tertinggi di Game Mobile Legends
Untuk diketahui MMI IV yakni gempa dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
MMI III yakni getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.