METROPOLITAN.ID - Hampir 5 bulan warga menanti perbaikan jembatan Bantarsari, yang menjadi penghubung Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong dan Desa Bantarpanjang, Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi.
Jembatan gantung Bantarsari hancur diterjang luapan sungai Cikaso pada 29 Juni 2024 silam, jembatan bambu yang dibangun untuk akses darurat pun kini tak bisa dilalui karena tergerus aliran sungai.
Kepada dusun setempat, Ruslan (30) menyebut warga sudah berkali-kali memperbaiki akses darurat tersebut, namun kali ini tak tertolong.
Baca Juga: Kepala DLH Sebut Banjir di Kota Sukabumi Sebuah Fenomena Aneh, Ini Penjelasannya
"Jembatan sementara itu sudah beberapa kali diperbaiki, dan saat ini sudah tidak bisa dilewati kendaraan sepeda motor, karena miring," kata dia, Senin 18 November 2024.
Jembatan bambu dengan panjang 30 meter itu, ucap Ruslan, merupakan jembatan sementara pengganti jembatan permanen yang diambruk disapu luapan sungai.
Kejadiannya bersamaan dengan jembatan miring di Kampung Pamoyanan Desa Bantarpanjang dengan Kampung Cigirang Desa Neglasari, yang bernasib baik karena viral dan dibangun oleh para donatur dan relawan.
Baca Juga: Jika Jadi Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi Janji Tidak Ada 'Imah Butut' di Kabupaten Karawang
"Nah, untuk yang satu lagi, katanya mau dibangun sama Pemda, lalu dibuatkan dulu jembatan sementara, hasil gotong royong Forkopimcam, Pemdes Neglasari, dan Pemdes Bantarpanjang, TNI, Polri dan warga, sebelum dibangun jembatan permanen," ucap dia.
Kepala Desa Neglasari Rahmat Hidayat melalui bagian perencanaan Desa Neglasari, Dede Afrak (35 tahun) membenarkan kondisi jembatan sementara sudah beberapa kali rusak, dan diperbaiki.
Bahkan sudah tidak bisa dilintasi motor, mengalami kemiringan 80 persen, belum juga saat ini musim hujan jadi sangat riskan untuk dilewati.
"Dari pihak dinas terkait, janjinya 3 bulan, maka diinstruksikan untuk membuat jembatan dari bambu sebelum dibangun, namun hingga saat ini belum ada informasi lagi," ujar Dede.
Janji tersebut membatalkan rencana pembangunan bersama yang akan digagas oleh dua pemerintah desa, agar akses warga segera pulih.