METROPOLITAN.ID - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Purwakarta melakukan penelusuran terhadap sejumlah pabrik di wilayahnya yang diduga membuang limbah cair ke sungai hingga mengakibatkan aliran Sungai Citarum di wilayah Kampung Barugbig, Desa Situ Dam, Kabupaten Karawang.
Sejumlah warga Desa Situ Dam, menyebut sudah lebih dari 11 tahun aliran Sungai Citarum di kampung mereka tercemar limbah pabrik. Dan meski kondisi sungai pernah di cek oleh Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Mantan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana. Hingga kini belum ada solusi baik dari pemerintah provinsi hingga pemerintah kabupaten untuk menangani sungai tercemar ini.
Warga Desa Situ Dam menduga bahwa limbah yang mencemari Sungai Citarum di kampungnya itu berasal dari salah satu pabrik yang berada di wilayah Purwakarta.
Baca Juga: Pemkab Purwakarta Umumkan Hasil UKK Calon Direktur PDAM, Ini Hasilnya
Warga menduga bahwa limbah yang mencemari Sungai Citarum ini adalah milik PT Sanfu Indonesia yang terletak di Desa Ciparungsari, Kecamatan Cibatu.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (P2KL) DLH Purwakarta, Agung Mutaqin mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan penelusuran ke lapangan.
"Kami langsung melakukan penelusuran setelah mendapat kabar tersebut dari pemberitaan media," ucap Agung, Rabu 20 November 2024.
Baca Juga: Bersihkan Eceng Gondok, Petani Ikan di Maniis Purwakarta Komitmen Jaga Kelestarian Waduk Cirata
Selain itu, pihaknya juga sudah memanggil pihak PT Sanfu Indonesia untuk dimintai keterangan beberapa waktu lalu.
"Sudah dipanggil terkait info berita, kita sedang menyelidiki asal cairan hitam yang berbuih di tengah sungai tersebut, kalau dari PT Sanfu mereka kooperatif," ungkapnya.
Dia juga menuturkan bahwa penyelidikan ini harus dilakukan dengan matang mengingat letak pabrik di Purwakarta yang diduga menjadi pelaku pembuangan limbah itu berdekatan dengan Kabupaten Subang.
"Kita sedang memantau cairan hitam yang muncul di tengah sungai karena sulit menentukan posisinya karena di tengah sungai diantara dua wilayah perlu penyelidikan. Yang pasti kita berfokus untuk melakukan penyelidikan di wilayah Purwakarta saja," pungkas Agung.(Aik)