"Akan tetapi memang dengan RDF ini tidak serta merta pengolah sampah ini menuju Zero waste dengan RDF tetap aja ada residu yang harus dibuang ke TPA tidak benar nol , harus juga ada kesemibangan pengelolaan sampah dihulu, ditingkat rumah tangga, masyarakat kita minta mengolah samapah dan kita fasilitasi melalui bank sampah atau TPS3R terdekat," beber dia.
Dengan kata lain, sebelum masuk ke TPA Cikundul, sampah akan dipilah terlebih dahulu di TPS3R dan sisanya baru dikirim ke TPA.
Dengan rincian sampah yang dikelola sebelum masuk ke TPA sebanyak 26 persen di TPS3R, sementara 73 persen dibuang ke TPA dan sisanya masih berada di tempat pembuangan sampah (TPS) .
"Selama ini 90 persen sampah yang berasal dari rumah tangga, pasar dan lainnya masuk ke TPA, ke depan kami menginginkan sampah yang masuk ke TPA Cikundul hanya 50 persen saja dan 50 persen lagi dikelola atau didaur ulang," imbuhnya.
Ditempat sama, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Novian Rahmat mengatakan, banjir limpasan melanda 47 titik kejadian di Kota Sukabumi, Jawa Barat pada Selasa 5 November 2024 lalu.
Banjir disebabkan selain hujan dengan intensitas tinggi juga buruknya drainase yang tersumbat sampah sehingga aliran air hujan tidak lancar.
"Ya permasalahan banjir ini, harus dihadapi bersama, dengan menjaga lingkungan seperti antipasi penyumbatan saluran air dari sampah harus segera diantispasi," singkat Novian. (Satiri)