Pj Wali Kota juga memberikan pandangan mengenai proses inovasi. Ia menjelaskan bahwa inovasi tidak selalu harus berupa ide orisinal yang sepenuhnya baru.
"Inovasi bisa saja dilakukan melalui pendekatan modifikasi atau dengan metode “amati, tiru, dan modifikasi” (ATM), asalkan relevan dengan kondisi dan kebutuhan daerah," kata dia.
Pada kesempatan ini, Kusmana juga menargetkan agar di bawah kepemimpinan yang baru, Kota Sukabumi akan terus berkembang melalui inovasi yang lebih baik dan lebih berkualitas.
Ia berharap seluruh inovator, baik yang berasal dari sektor kesehatan, pendidikan, hingga pemerintahan, terus berupaya meningkatkan kapasitasnya untuk menghasilkan inovasi yang lebih unggul.
"Kita harus terus berinovasi untuk membawa Kota Sukabumi menuju masa depan yang lebih baik, terutama dalam meningkatkan pelayanan kepada warga," tegasnya.
Pada tahun 2024, Pemkot Sukabumi melaporkan 305 inovasi daerah kepada Kementerian Dalam Negeri untuk penilaian dalam ajang IGA 2024. Dari jumlah tersebut, 238 inovasi memiliki nilai kematangan di atas 70 persen dan dipilih untuk dikirimkan dalam ajang tersebut.
Sebanyak 35 persen dari inovasi yang dilaporkan adalah berbasis digital, sementara 65 persen sisanya adalah inovasi non-digital, mencakup berbagai sektor, mulai dari rumah sakit, puskesmas, kecamatan, kelurahan, sekolah, hingga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). (Usep Maulana)