METROPOLITAN.ID - Pemerintah Kota Bandung menegaskan komitmennya untuk menjadikan kota ini sebagai kota yang tangguh dalam menghadapi bencana.
Komitmen tersebut disampaikan oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, dalam Apel Kesiapsiagaan Bencana, belum lama ini.
Dalam sambutannya, Farhan mengungkapkan bahwa kompleksitas geologi dan demografi Kota Bandung membuat wilayah ini rentan terhadap berbagai bencana seperti banjir, longsor, angin puting beliung, hingga potensi likuifaksi.
Baca Juga: Fakta Menarik MotoGP Jerez 2025 : Sejarah Alex Marquez hingga Rekor Penonton Terbanyak
Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), terdapat 10 kecamatan di Bandung yang berpotensi terdampak likuifaksi.
“Bencana memang tak dapat diprediksi, namun kita harus siap hidup berdampingan dengan risiko tersebut. Oleh karena itu, kita perlu membangun ketangguhan masyarakat terhadap bencana sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia di Kota Bandung,” ujar Muhammad Farhan.
Farhan juga menekankan pentingnya kolaborasi antara seluruh elemen masyarakat dalam menghadapi bencana, dengan menggunakan pendekatan Pentahelix yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dunia usaha, ilmuwan, dan media.
Baca Juga: Fakta Menarik Alex Marquez Usai Juarai MotoGP Jerez 2025
Tanpa sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan menghadapi bencana tidak akan optimal.
Saat ini, Pemerintah Kota Bandung sedang menyelesaikan pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
"Nomenklatur dan regulasinya sudah disahkan, kini kami sedang menyusun struktur organisasi dan mengisi sumber daya manusia untuk BPBD," lanjut Farhan.
Dalam wawancara pasca apel, Farhan menambahkan bahwa meskipun kesiapan personel dan peralatan kebencanaan di Kota Bandung sudah cukup baik, kesiapan masyarakat masih perlu ditingkatkan.
Ia menegaskan perlunya penguatan edukasi dan keterlibatan warga agar mereka tidak hanya responsif dalam penanganan bencana, tetapi juga aktif dalam pencegahan bencana.