“Bandung terletak di wilayah rawan bencana, kita harus siap secara mental, pengetahuan, dan tindakan. Kita harus terbiasa hidup di wilayah yang rentan bencana,” jelas Farhan.
Wali Kota juga mengingatkan bahwa ancaman bencana tidak hanya terjadi di wilayah perbatasan seperti Cidadap, Cibiru, dan Gedebage.
Ia memberikan contoh banjir bandang yang melanda Dago, yang dampaknya bahkan dirasakan oleh warga di Citepus, yang terletak jauh dari lokasi kejadian.
Dengan semangat kolaborasi, Farhan optimistis bahwa Kota Bandung dapat menjadi contoh kota tangguh bencana di Indonesia. “Dengan adanya BPBD, penanganan bencana akan lebih cepat, fokus, dan terkoordinasi,” tambahnya.
Kegiatan ini juga mencakup Gelar Pasukan dan Peralatan, serta Simulasi Evakuasi Mandiri dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Tahun 2025.
Selain itu, piagam penghargaan diberikan kepada tiga relawan bencana dari Kecamatan Panyileukan, Taruna Siaga Bencana, dan perwakilan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung.
Simulasi kesiapsiagaan bencana juga dilakukan di beberapa sekolah, seperti SDN 035 Soka, SMPN 21 Bandung, SMPN 53 Bandung, dan sekolah-sekolah lainnya, dengan pemantauan dari Wali Kota Bandung dan jajaran melalui media virtual Zoom.***