METROPOLITAN.ID - Partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) menyampaikan gagasan untuk mengadakan referendum mengenai keluarnya Jerman dari Uni Eropa (UE).
Langkah Partai sayap kanan Jerman serupa dengan langkah yang diambil oleh Inggris sebelumnya.
Pernyataan tersebut muncul menjelang pemilihan penting di Jerman pada bulan Juni.
Baca Juga: Perusahaan Bermasalah, Chatbot DPD AI Sampaikan Kritik Pedas
Wakil pemimpin AfD, Alice Weidel, menyatakan bahwa jika partainya berhasil berkuasa di Jerman.
Mereka akan berupaya untuk mengekang kekuasaan lembaga-lembaga UE yang tidak melalui proses pemilihan, termasuk Komisi Eropa.
Namun, jika upaya reformasi tidak berhasil memulihkan kedaulatan negara-negara anggota UE, mereka akan mempertimbangkan opsi referendum untuk meninggalkan Uni Eropa, atau yang dikenal sebagai "Dexit."
Weidel menyebut bahwa jika kondisi mencapai titik tersebut, rakyat Jerman harus memiliki kesempatan untuk memutuskan.
Hal tersebut sebagaimana yang telah dilakukan oleh Inggris pada tahun 2016.
Pernyataan ini mencerminkan sentimen anti-UE yang semakin berkembang di beberapa negara Eropa.
AfD telah menunjukkan peningkatan dukungan di Jerman menjelang pemilihan Parlemen Eropa, dengan hasil jajak pendapat menunjukkan dukungan terhadap partai ini mencapai rekor tertinggi sebesar 24 persen.
Peningkatan dukungan ini sebagian besar disebabkan oleh frustrasi pemilih terhadap koalisi berkuasa saat ini, yang terdiri dari Partai Sosial Demokrat (SPD), Partai Hijau, dan Partai Demokrat Bebas (FDP).