lebih baik, karena dia mengetahui
mana yang baik dan buruk. “Jadi bukan
berarti boleh berbuat dosa lagi,
boleh ghibah lagi, boleh fitnah lagi
dan sebagainya. Jika demikian justru
kita harus mempertanyakan, sudahkah
kita kembali ke fitrah?” tutupnya.
(*/rez/py)