Ia meminta negara-negara Islam bersatu menghadapi apa yang ia sebut sebagai “rencana jahat” dari rezim Israel, yang menurutnya sejak awal telah identik dengan kekerasan dan penindasan.
“Sejak awal berdiri, mereka telah identik dengan kejahatan dan pertumpahan darah,” ujar Pezeshkian, seperti dilaporkan oleh kantor berita Antara.
Ia menuduh Israel melanggar hak asasi manusia dan hukum internasional, serta secara konsisten menargetkan warga sipil, pejabat, dan ilmuwan Iran.
“Mereka membunuh warga sipil, ilmuwan, pejabat, dan personel militer kapan pun ada kesempatan,” tegasnya.
Baca Juga: TP PKK Kota Bogor Tekan Angka Pernikahan Dini Lewat Campernik
Pezeshkian menilai bahwa serangan terbaru Israel terjadi bertepatan dengan negosiasi nuklir antara Teheran dan Washington, yang menunjukkan upaya Israel menggagalkan perundingan tersebut.
“Iran selalu mengedepankan perdamaian dan dialog,” lanjutnya. Ia menekankan pentingnya memperkuat hubungan dengan negara tetangga dan negara-negara Muslim.
Ia juga menyinggung pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh—tokoh Hamas—yang terjadi saat Haniyeh sedang menjadi tamu resmi di Iran.
“Namun sejak awal, rezim ini berusaha menggagalkan upaya kami, termasuk dengan membunuh syahid (Ismail) Haniyeh saat dia menjadi tamu resmi kami,” ucap Pezeshkian.
Baca Juga: Vivo Y400 Pro Siap Meluncur 20 Juni: Inilah Spesifikasi dan Fitur Unggulannya
Dalam percakapan itu, Erdogan juga menyatakan kecamannya terhadap agresi Israel dan menyampaikan belasungkawa kepada Iran atas jatuhnya korban.
Ia menuding Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai pihak yang menciptakan kekacauan regional.
Menurut Erdogan, tindakan Israel tersebut merupakan upaya untuk mengalihkan perhatian dunia dari pelanggaran yang mereka lakukan di Gaza.
Presiden Turki itu juga kembali menegaskan komitmen negaranya dalam mendukung penyelesaian damai isu nuklir Iran secara diplomatik.
Baca Juga: DPRD Dukung Langkah Bupati Rudy Susmanto Perbolehkan Rapat di Hotel dan Restoran yang Ada di Bogor
