METROPOLITAN.ID - Sebagian besar wilayah Kabupaten Purwakarta dalam beberapa bulan terakhir ini mengalami kemarau dan tak terguyur hujan.
Akibatnya, banyak lahan sawah petani yang mengalami kekeringan karena minimnya pasokan air.
Salah satu areal sawah yang dilanda kekeringan ini terjadi di Kelurahan Tegalmunjul, Kecamatan Purwakarta.
Dimana, sawah milik petani yang baru ditaman padi dua bulan lalu terancam mati karena kekeringan.
Petani di wilayah ini juga harus mati-matian menyelamatkan tanaman padi mereka agar tak mati sehingga tetap bisa panen ditengah kondisi saluran irigasi dan embung-embung air mengering.
Selain itu, petani juga mengeluhkan sulitnya mendapat pupuk bersubsidi.
Baca Juga: 3 Rekomendasi Game Genre Open World Tersebut untuk Dimainkan dari PC Low End
"Saat ini telah memasuki masa pemupukan, karena padi berusia dua bulan. kesulitan ini akibat persyaratan pembelian pupuk subsidi, yang dirasa merepotkan, dan berubah ubah, seperti keharusan adanya kartu tani, membawa KTP dan KK hingga harus di foto," kata salah satu petani di Kelurahan Tegalmunjul, Ujang, Rabu 31 Juli 2024.
Ujang mengatakan bahwa para petani biasa membeli pupuk bersubsidi kisaran harga Rp250 ribu perkwintal dan pupuk non subsidi seharga Rp300 ribu perkwintal.
Petani juga meminta pihak terkait dalam hal ini pemerintah daerah setempat segera turun tangan menanagani keluhan petani yang sulit mendapat pasokan air dan pupuk bersubsidi.
Baca Juga: Daftar 4 Power Bank Kualitas Terbaik untuk Memenuhi Kebutuhan Seharian dengan Daya 10000 mAh
Tak Hanya itu, Para Petani juga mempertanyakan proyek pengadaan pompa air dan pembuatan embung embung air di sejumlah lokasi yang dinilai tidak jelas.
Meski menggunakan anggaran miliaran rupiah.