Terakhir, Ekosistem Talenta: “Kader Bela Negara Digital”. Terdiri dari Program fellowship untuk Gen Z/Milenial: open-source intelligence dasar, fact-checking, keamanan siber personal, dan etika AI; Hackathon “Code for Tanah Air”: alat cek konteks otomatis, deteksi deepfake ringan, dan dashboard misinformasi daerah; dan Magang lintas media–kampus–startup, sehingga kurir kebenaran tak kalah gesit dari kurir clickbait.
Mengapa Ini Mendesak?
Karena arus lebih menentukan bentuk tepi sungai ketimbang batu. Dengan penetrasi internet yang telah melampaui 80 persen dan konsumsi berita yang bergeser ke media sosial, arus informasi itulah yang sehari-hari mengikis atau menguatkan kesadaran bela negara kita.
Bonus demografi tak otomatis menjadi dividen; ia bisa menjadi liabilitas bila generasi muda terseret polarisasi, scam, radikalisasi, dan apatisme digital. Sebaliknya, ketika generasi ini menjadi kurator kebenaran, produsen solidaritas, dan penjaga etika di dunia maya, mereka menjelma komponen pendukung pertahanan yang efektif sejalan dengan ruh UU 23/2019.
Bela negara di ruang digital tidak romantik. Ia teknis, sehari-hari, dan kadang sunyi: mengaktifkan 2FA, menolak judul yang menghasut, membaca sampai tuntas, memperbaiki teman yang keliru tanpa mempermalukannya, dan memberi engagement pada konten yang benar walau tak “viral”.
Negara wajib hadir dengan kebijakan yang melindungi; platform wajib jujur dengan desainnya; kampus, sekolah, dan media wajib memperbarui kurikulumnya; dan kita semua terutama Milenial dan Gen Z wajib menata ulang kompas: viral bukan kebenaran, ramai bukan realitas, dan cinta tanah air berarti berdisiplin menjaga akal sehat bersama.
Bayangkan sistem imun nasional digital yang sunyi, konsisten, dan efektif. Sistem ini akan berperan sebagai sejumlah hal:
- Penangkal (imunitas pengetahuan): Literasi informasi, verifikasi cepat (saring sebelum sebar), memahami cara kerja algoritma, dan kebiasaan menjaga “diet digital” agar feed tidak menjadi ruang gema.
Baca Juga: 3 Big Match Panas Pekan Kelima Premier League 2025-2026: Arsenal vs Man City Jadi Sorotan
- Benteng (ketahanan dan keselamatan): Keamanan identitas dan perangkat (kata sandi kuat, 2FA), perlindungan data pribadi, kebijakan moderasi yang adil, serta standar transparansi platform—agar arus informasi tidak mudah disabotase dan warga merasa aman bersuara.
- Ruang kreatif (narasi kebangsaan): Produksi konten positif dan relevan: sains populer berbahasa lokal, cerita sejarah, budaya Nusantara, kisah inspiratif layanan publik, micro-podcast kebangsaan, short video klarifikasi hoaks, open-data storytelling kemajuan daerah semua menyuburkan rasa memiliki pada Indonesia.
Bela negara di dunia maya adalah etik dan kreatif, bukan militeristik. Ia menguatkan cinta tanah air lewat disiplin informasi, keamanan digital, dan penciptaan narasi positif agar arus informasi mengarah ke persatuan, bukan perpecahan.
Menuju Indonesia Emas 2045, bela negara di ruang digital adalah investasi paling sunyi namun paling menentukan. Jika ruang hidup kita sehat, republik kita kuat.***