Senin, 22 Desember 2025

Buruan Sae, Cara Warga Kota Bandung Hadapi Kemarau dan El Nino

- Kamis, 24 Agustus 2023 | 15:59 WIB
Kelompok wanita Kota Bandung dalam program Buruan Sae untuk hadapi kemarau dan El Nino. (Pemkot Bandung)
Kelompok wanita Kota Bandung dalam program Buruan Sae untuk hadapi kemarau dan El Nino. (Pemkot Bandung)

METROPOLITAN.ID - Menghadapi musim kemarau dan fenomena El Nino, Kota Bandung membentengi diri terutama dalam hal ketahanan pangan, lebih dari 90 persen kebutuhan pangan Kota Bandung diperoleh dari daerah lain.

Salah satu solusi yang terus digencarkan Pemerintah Kota Bandung adalah Buruan Sae.

Sampai saat ini sudah ada 375 titik kelompok Buruan Sae di Kota Bandung. Salah satunya di RW 02 Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik dimulai sejak Juni 2020 bersamaan dengan diterapkannya program Kang Pisman. 

Baca Juga: Pemkab Bogor Targetkan 40.000 Pengujung Bakal Hadir di Bogorfest 2023

Ketua RW 02 Sukamiskin, Deny Sukirman menjelaskan, lahan seluas 300 meter persegi yang ada di lingkungannya digunakan sebagai lahan terintegrasi.

"Lahan ini tidak hanya digunakan untuk Buruan Sae, tapi juga berbarengan dengan Kang Pisman dan pengolahan sampah. Lahan yang digunakan untuk Buruan Sae itu sekitar lebih dari 30 persennya atau 100 meter persegi," kata Deny.

Di Buruan Sae RW 02 Sukamiskin bisa ditemui beragam jenis sayuran yang didominasi kangkung dan pakcoy. Selain itu, ada pula tanaman obat keluarga (toga) dan bawang-bawangan.

Baca Juga: Kurangi Polusi Udara, Bos Perumda Trans Pakuan Kota Bogor Minta Warga Beralih Naik ke Biskita

"Selain tanaman, Buruan Sae kami juga ada budikdamber dan ayam petelur. Prinsipnya memanfaatkan lahan. Ada yang ditanam langsung di tanah, polibag, dan organic tower garden (OTG). Memanfaatkan lahan yang sempit supaya tepat guna," ungkapnya.

Bibit tanamannya, imbuhnya, kebanyakan diperoleh dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, selebihnya membeli sendiri dari hasil penjualan.

Hasil Buruan Sae biasanya mereka jual ke warga sekitar. Sebab menurut Deny, peminatnya memang banyak dari kelompok berkebun sendiri atau warga sekitar. 

Baca Juga: Iwan Setiawan Tunggu Restu BKN untuk Lantik Pejabat Eselon II

"Itu pun sudah langsung habis sama warga di sini. Biasanya panen dua bulan sekali, seperti kangkung dan pakcoy. Itu kalau kita jual semua hasil sayurannya bisa dapat sekitar Rp100.000-Rp200.000," ungkapnya.

Denny menjelaskan, manfaat Buruan Sae sangat dirasakan warga sekitar, pihak RW bisa membantu PKK untuk penuntasan stunting. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ryan Muttaqien

Sumber: Pemprov Jabar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Anak-anak Kena Judol, Kegagalan Negara Sekuler?

Selasa, 3 Juni 2025 | 12:13 WIB

Wakil Bupati Purwakarta Lepas 308 Jemaah Haji

Senin, 26 Mei 2025 | 12:49 WIB
X