Senin, 22 Desember 2025

OPINI : Media Sosial Tak Terkendali, Media Konvensional Harus Konsisten Jadi Wadah Tabayyun Warganet

- Rabu, 27 Agustus 2025 | 14:10 WIB
Mahasiswa Sains Komunikasi FISIP Universitas Djuanda Bogor Ryan Muttaqien
Mahasiswa Sains Komunikasi FISIP Universitas Djuanda Bogor Ryan Muttaqien

Oleh : Ryan Muttaqien (*)

PERUBAHAN besar dalam pola konsumsi informasi masyarakat semakin terlihat jelas dalam satu dekade terakhir. Jika dahulu koran, tabloid, dan majalah menjadi rujukan utama, kini masyarakat lebih banyak menggantungkan diri pada layar gawai. Informasi yang dulu hanya bisa diperoleh keesokan pagi dari surat kabar, kini hadir dalam hitungan detik lewat media sosial dan portal berita online.

Transformasi ini tidak hanya menyangkut aspek teknis akibat perkembangan internet, melainkan juga menunjukkan pergeseran budaya komunikasi dalam masyarakat modern.

Masyarakat kini hidup dalam ekosistem informasi yang serba cepat dan cair. Kecepatan distribusi kabar membuat media sosial semakin dominan sebagai sumber berita. Twitter, Facebook, Instagram, hingga TikTok menjadi panggung tempat isu-isu bermunculan, dibicarakan, lalu menjadi agenda publik.

Baca Juga: Dorong Produktivitas Padi, Pemkab Purwakarta Salurkan Mesin Panen Canggih Kepada Petani

Kondisi ini memaksa media konvensional untuk tidak hanya bertahan dengan format lama, melainkan ikut terjun ke ranah digital. Tidak sedikit media cetak nasional maupun lokal yang kini memiliki platform online. Berita yang sebelumnya hanya terbit di lembaran cetak kini serentak hadir di website dan dibagikan melalui akun media sosial resmi.

Harian Metropolitan, salah satu media lokal di Bogor, adalah contoh konkret bagaimana media konvensional harus bertransformasi. Sejak berdiri pada 2011, Metropolitan awalnya fokus pada edisi cetak. Namun, seiring perkembangan zaman, media ini membangun platform digital dengan nama metropolitan.id.

Melalui ekspansi itu, Metropolitan tidak hanya memberitakan peristiwa lokal Bogor, tetapi juga isu nasional dengan ragam rubrikasi. Upaya ini adalah bentuk adaptasi terhadap perubahan perilaku pembaca yang kini lebih mengandalkan ponsel daripada koran.

Baca Juga: 5 Pencetak Gol Termuda Liverpool di Premier League, Rio Ngumoha Geser Rekor Michael Owen

Dalam perspektif teori komunikasi, fenomena ini dapat dijelaskan melalui teori Uses and Gratifications. Khalayak dipandang sebagai pihak aktif yang memilih media sesuai kebutuhannya. Mereka beralih ke media sosial dan online karena alasan kecepatan, interaktivitas, dan kemudahan akses. Tidak seperti media cetak yang bersifat satu arah, media sosial menawarkan komunikasi dua arah, bahkan banyak arah, di mana pembaca bisa berinteraksi, berdiskusi, hingga memengaruhi arus opini.

Namun, derasnya arus informasi digital membawa tantangan baru. Media sosial memang memberi ruang demokratisasi informasi, di mana siapa pun bisa menjadi produsen berita. Akan tetapi, kondisi itu melahirkan pula masalah serius, mulai dari banjir hoaks, kabar simpang siur, hingga polarisasi opini.

Tidak jarang masyarakat lebih percaya pada kabar viral yang belum tentu benar ketimbang laporan media arus utama yang telah diverifikasi. Inilah yang membuat kepercayaan terhadap institusi media sering kali menurun.

Harian Metropolitan melihat kondisi ini sebagai peluang sekaligus tanggung jawab. Dengan tetap berpegang pada kaidah jurnalistik dan kode etik, Metropolitan berusaha menjadi wadah tabayyun bagi masyarakat. Artinya, ketika warganet kebingungan akibat paparan informasi liar di media sosial, Metropolitan hadir untuk meluruskan, memverifikasi, dan menghadirkan berita yang dapat dipertanggungjawabkan.

Peran ini penting tidak hanya untuk Metropolitan, tetapi juga untuk semua media konvensional yang masih ingin relevan di era digital.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

OPINI: Inovasi atau Anomali Haji?

Rabu, 19 November 2025 | 21:05 WIB

Pahlawan Hari Ini

Senin, 10 November 2025 | 09:27 WIB

UMKM Naik Kelas

Selasa, 30 September 2025 | 20:36 WIB
X