Memang masih ada jalan alternatif yang dapat dilalui, namun jaraknya lebih jauh.
Salah satu warga setempat, Ujang Dayat (27) menceritakan bahwa kontur tanah yang tidak stabil ditambah hujan lebat berkepanjangan menjadi penyebab terjadinya longsor.
"Ini karena longsor, sudah lama, ada kurang lebih dari awal tahun," kata Ujang, Jumat 26 Juli 2024.
Ujang bahkan menceritakan bahwa longsor di jalan ini sudah terjadi sebanyak tiga kali.
"Ya, sudah tiga kali longsor, dulu mah gak separah ini. Mungkin kalau dikasih hujan kaya dulu, bisa longsor lagi," katanya.
Sebagai warga setempat, dia berharap jalan ini segera dilakukan perbaikan. Mengingat, jalan ini adalah akses utama yang digunakan oleh masyarakat.
"Ya pasti pengen, ini kan jalan utama, orang yang mau ke Cianjur, Karawang sama Bogor kan lewat sini," ujar dia.
Sementara itu Kepala Desa Kutamanah, Asep Samsudin menyebut bahwa kerusakan jalan ini murni terjadi akibat bencana alam.
Ia juga mengatakan, karena jalan ini tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat, kini telah dibuatkan jalan alternatif untuk melintasi wilayah tersebut.
"Itu murni karena bencana alam, awal longsor itu sekitar tahun 2020, terus awal tahun ini longsor lagi. Untuk sementara, jalan desa yang sudah lama tidak digunakan, sekarang dikeruk buat jadi jalan alternatif mobil," beber dia.
Asep menyampaikan bahwa pihak pemerintah kabupaten telah meninjau lokasi tersebut dan kini tengah melakukan kajian perihal solusinya.
"Saya juga kemarin di panggil sama PUTR untuk jalan yang ini solusinya seperti apa, tapi sejauh ini katanya mereka masih melakukan kajian. Kajiannya seperti apa, saya kurang tahu," kata dia. (Aik)