METROPOLITAN.ID - Akibat sepi pembeli dan turunnya daya beli masyarakat, para pedagang Pasar Cikampek, Kabupaten Karawang, disebut banyak yang bangkrut alias gulung tikar.
Salah satunya dialami pemilik toko baju dan celana di Pasar Cikampek Kabupaten Karawang, Topan.
Sejak badai Covid-19 melanda, penjualan baju dan celana di Pasar Cikampek turun drastis.
Baca Juga: Daftar Lengkap Harga iPhone pada Agustus 2024, Cek Selengkapnya Apakah Ada yang Turun Harga?
Terlebih saat ini banyak para pedagang yang berjualan lewat media sosial seperti tiktok, Facebook dan lainnya.
"Saya jualan dari tahun 2009 dari jualan sepatu, tas, celana dan baju baik laki laki ataupun perempuan. Di 2023 bulan 10 saya sudah gak jualan. Karena modal yang saya keluarkan habis untuk kebutuhan sehari-hari," kata dia kepada Metropolitan.id, Selasa 6 Agustus 2024.
Diakuinya, sebelum covid dan media online ada, penjualan pakaian bisa mencapai 30-60 potong setiap hari.
Baca Juga: Pj Wali Kota Bogor Bantah Plafon Jebol Masjid Agung Akibat Kesalahan Konstruksi
Keuntungan dari setiap potong pun paling murah sekitar Rp20 ribu.
Sedangkan sejak covid dan media online ada, untuk penglarispun susah.
"Saat ini saya ikut bos Dian berjualan sepatu, tapi itu juga tidak setiap hari masuk. Hanya diwaktu tertentu seperti hari Sabtu Minggu dan saat sibos berangkat belanja," terang dia.
Baca Juga: Tiga Nama Calon Pendamping Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar 2024
Sementara itu, Pemilik toko sepatu Asep di Pasar Cikampek, Haji Dian mengatakan, sebelumnya pihaknya memiliki karyawan sebanyak 6 orang. Namun, saat ini hanya 1 orang saja. Itupun karyawanya tidak dipekerjakan setiap hari.
"Sekarang mah sulit, Kang. Dulu mah langganan saya kebanyakan yang kerja pabrik di Besco, Densus sama Changsin. Sekarang mah Besco sama Densus sudah bangkrut pabriknya, jadi langganan tinggal di Changsin doang," kata dia.