METROPOLITAN.ID - Media sosial (medsos) tengah diramaikan dengan konten yang menyebut bahwa Kota Sukabumi menjadi daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi alias termiskin.
Dalam konten tersebut, posisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota Sukabumi dikaitkan dengan angka kemiskinan.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi, Urip Sugeng Santoso, PDRB tidak ada hubungan langsung dengan tingkat kemiskinan di suatu daerah.
Sehingga, ia pun menyesalkan sesatnya informasi yang beredar di media sosial tersebut.
Urip secara tegas menekankan bahwa pentingnya memahami kedua istilah tersebut secara terpisah, agar masyarakat tidak salah kaprah.
"Meskipun Kota Sukabumi berada di peringkat ketiga terendah dalam hal PDRB. hal ini tidak berpengaruh pada tingkat kemiskinan di daerah tersebut," kata Urip kepada awak media saat diwawancara awak media di kantor BPS Kota Sukabumi pada Senin 1 Oktober 2024.
Baca Juga: Dituding Tidak Netral di Pilkada, Pj Wali Kota Tangerang Penuhi Panggilan Bawaslu, Ini Hasilnya
Secara gamblang, Urip menerangkan bahwa PDRB mencerminkan nilai produksi dari seluruh kegiatan ekonomi di wilayah tertentu dalam periode tertentu.
"Itu tidak mencerminkan status kemiskinan," jelas Urip.
Urip juga menjelaskan bahwa PDRB dihitung melalui dua pendekatan, yaitu produksi dan pengeluaran.
Baca Juga: Pj Wali Kota Bogor Wanti-wanti ASN : Hindari Ikut Kampanye, Sanksinya Copot Jabatan
Mencakup 17 sektor ekonomi, seperti pertanian, industri, keuangan, dan jasa.
"Setiap sektor dinilai secara menyeluruh, sehingga tidak bisa disimpulkan bahwa PDRB rendah berarti kemiskinan tinggi," kata dia.