Relokasi makam ini sendiri merupakan langkah penting, karena selain ancaman pergeseran tanah yang bisa mengubur makam-makam tersebut, tanah di sekitar kawasan tersebut juga semakin rawan longsor, apalagi curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini memperburuk kondisi tanah.
Proses pemindahan makam ini sudah berlangsung beberapa waktu, dengan sekitar 20 makam yang telah berhasil dipindahkan. Namun, relokasi terhadap 30 makam lainnya masih dalam tahap penyelesaian dan terhenti sementara waktu karena curah hujan yang sangat tinggi.
"Kita hentikan sementara karena beberapa terakhir di lokasi diguyur hujan. Kalau dipaksakan takut terjadi longsor," ujar Usman.
Masyarakat sekitar Kampung Cicadas, terutama keluarga dari almarhum dan almarhumah yang makamnya direlokasi, merasa terharu dan tak sedikit yang mengungkapkan rasa syukur atas adanya tanda-tanda keberkahan ini.
Mereka meyakini bahwa relokasi ini bukan hanya sekadar perpindahan fisik makam, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang membawa hikmah dan petunjuk bagi orang-orang yang masih hidup.
Beberapa warga pun berbondong-bondong datang ke lokasi relokasi untuk melihat langsung fenomena ini dan berdoa bagi arwah mereka yang telah meninggal.
Sementara itu, pihak pemerintah setempat bersama dengan pihak terkait berjanji akan terus melakukan upaya terbaik untuk menyelesaikan proses relokasi dengan aman dan lancar.
Mereka berharap, dengan selesainya pemindahan seluruh makam, ancaman longsor dan bencana pergeseran tanah bisa diminimalisir, serta masyarakat sekitar bisa tetap tenang dan aman.
Hingga saat ini, proses relokasi terus dipantau dan akan dilanjutkan kembali setelah kondisi cuaca membaik. (Usep Mulyana)