METROPOLITAN.ID - Di tengah melambungnya harga cabai di pasaran, serangan hama patek dan ulat kini tengah meresahkan para petani.
Di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, para petani mengalami penurunan produktivitas hasil panen tanaman cabai hingga 40 persen akibat ladang mereka diserang hama Patek dan Ulat.
Adi Supriadi, salah satu petani cabai di Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, mengaku akibat serangan hama, buah cabai miliknya menjadi busuk, kering, dan rontok, sehingga petani terpaksa harus memanen sisa cabai dari serangan hama tersebut.
Adi mengatakan serangan hama patek dan ulat sangat berpengaruh terhadap hasil panen cabai. Buah cabai yang busuk dan rontok oleh hama menjadikan hasil panen menurun dan merugikan para petani.
"Ini karena patek jadi pada busuk, terus rontok pada jatuh sama ulat. Jadi hasil panen sekarang sedikit, berkurang sekitar 40 persen," kata Adi, Senin 13 Januari 2025.
Adi menuturkan, serangan hama yang sedang terjadi disebabkan oleh tingginya intensitas hujan dalam beberapa waktu terakhir di Kabupaten Purwakarta. Ia menyebut, lembabnya cuaca menjadikan hama mudah menyerang tanaman cabai.
Baca Juga: Daftar Tempatt Wisata Kuliner Legendaris di Pemalang yang Wajib Kamu Cicipi
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa para petani merasa tertolong dengan tingginya harga jual cabai. Meski demikian, dirinya juga tidak bisa berharap banyak atas serangan hama yang sedang terjadi.
"Harga alhamdulillah, untuk kebutuhan ketutup. Kita jual 40 sampai 45, kalau yang merah bisa sampai 60 atau 70. Tapi tetap saja, hasil panennya gak banyak," ungkap Adi.
Adi berharap, kondisi tersebut dapat segera teratasi sehingga para petani cabai dapat menikmati hasil yang sepadan atas usaha penanaman yang telah dilakukan.
"Ya harapannya hama ini bisa diatasi, supaya hasil panennya banyak dan melimpah," harapnya.
Hal senanda juga disampaikan petani cabai lainnya, Amad. Dikatakannya bahwa meski hasil panen tidak maksimal karena disebabkan oleh hama, dirinya tetap menerima hasil tersebut. "Ya diterima aja, kita kan juga sudah coba musnahin. Walaupun panennya gak banyak tapi disyukurin aja, karena ini pencaharian satu-satunya," ujar Amad.(Aik)